Literasi Bangkit, Indonesia Melangit

48

Oleh: Suyanik*

Gerakan literasi menjadi suatu tantangan bagi pemuda. Pemuda adalah penerus roda pemerintahan yang selalu berputar seiring dengan kemajuan zaman. Di pundak pemuda cita-cita bangsa ditumpukan.

Agar menjadi pemuda yang kompeten di bidang masing-masing perlu dibangkitlkan literasi sejak dini. Pemuda yang bangkit adalah pemuda yang mau dan mampu berliterasi.  Dengan adanya perkembangan zaman sekarang ini yang serba digital, banyak sekali yang dapat diakses dari internet. Tinggal bagaimana menyikapi dan memanfatkan teknologi yang ada.

Ada perpustakaan digital yang bisa diakses setiap saat. Di sana banyak buku-buku yang bisa dibaca sesuai dengan keperluan masing-masing. Selain itu juga akses internet yang bisa dimanfaatkan untuk berliterasi dengan adanya berbagai fitur digital dan aplikasi yang mendukung literasi.

Literasi tidak hanya membaca dan menulis saja. Ada literasi kewarganegaraan, literasi digital, literasi keuangan, dan literasi sains. Dengan adanya literasi yang benar membawa  Indonesia bangkit menjadi negara yang maju dan melangit yang bisa berjajar dengan negara-negara maju lainnya.

Kebangkitan literasi ini perlu sekali digalakkan. Berbagai macam cara dan usaha sedang dicanangkan oleh pemerintah agar para pemuda bangkit dan bergerak menggali potensi dan mengeksplornya. Penghargaan bagi pemuda yang memiliki prestasi sebagai motor penggerak kebangkitan literasi di Indonesia.

Salah satu cara membangkitkan literasi pada para pemuda dengan adanya kelas-kelas menulis. Hasil dari karya mereka dibukukan menjadi satu buku antologi. Membuat buku antologi ini banyak sekali manfaatnya. Di samping sebagai ajang untuk memperkenalkan diri dan saling mengenal satu dengan yang lain, juga dapat menuangkan ide cemerlang.

Bangkit bersama dalam literasi membumikan literasi di pelosok negeri. Pemuda dari Sabang sampai Merauke saling mengenal tidak ada jarak di antara mereka. Engan adanya kecanggihan teknologi dan alat komunikasi dapat menumbangkan jarak.

Dengan mengenal satu sama lain dapat menumbuhkan rasa nasionalisme saling mendukung antar pemuda di Indonesia. Kelola budaya dan adat yang ada di daerah masing-masing untuk dituangkan dalam tulisan. Sehingga masing-masing daerah akan membangkitkan daerahnuya masing-masing untuk dikenal dunia.

Pemuda sebagai harapan dan tumpuhan di masa yang akan datang haruslah kokoh dan kuat sekuat batu karang. Banyak sekali tantangan yang akan pemuda hadapi di masa depan, tidak menutut kemungkinan jauh lebih kompleks dari pada sekarang.

Gejolak perubahan sekarang semakin cepat, secepat kilat. Bila tidak diimbangi dengan akhlak dan adab, maka akan menjadi  buah simalakama. Oleh sebab itu, peran pemerintah dalam memberdayakan pemuda sangatlah penting.

Pemerintah yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan undang-undang, mengayomi masyarakat. Literasi tidak akan bangkit tanpa adanya campur tangan pemerintah sebagai motor penggerak peradaban di masyarakat.

Kebijakan-kebijakan pemerintah harus bersinergi satu sama lain. Dari bangkitnya literasi, para pemuda membutuhkan wadah yang dinamis dan berkesinambungan untuk mencerahkan masyarakat.

Dunia literasi merupakan dunia yang penuh sensasi, karena literasi merupakan urat nadi kehidupan. Dalam segala aspek kehidupan di masyarakat menyangkut literasi. Dengan adanya literasi, wawasan masyarakat menjadi luas dan dapat berpikir dengan cerdas.

Pandangan kehidupan yang memiliki nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat dikembangkan menjadi suatu berlian yang tak ternilai harganya. Kecerdasan yang menjadi modal sumber daya manusia ini mampu membangkitkan semangat pemuda dengan mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Bersikap bijak dalam bertindak, jujur, ikhlas, serta legawa atas segala yang menjadi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Keimana dan ketakwaan menjadi pondasi yang kuat dalam melangkah.

Dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammmad saw. yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 di Gedung Wahana Ekspresi Gresik “Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Bershalawat” yang dihadiri 3.080 peserta. Di sana hadir Bupati Gresik, Gus Yani dan Wakil Bupati, Bu Min. Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Bershalawat  menghadirkan  Gus Arya. Gus Arya menyampaikan bahwa, Rasulullah adalah seorang guru. Guru yang sukses memiliki sifat contoh yang baik. Ketika menjadi guru tidak hanya memintarkan otaknya saja, tetapi memintarkan hati. Rasulullah sangat lembut, semua muridnya merasa disayang.

Guru harus sabar, tawadu. Guru harus mencintai murid, artinya harus tulus dan ikhlas, selalu mengembangkan literasi anak didik. Iqra’ ayat pertama yang turun pada Rasulullah Saw. Menurut survey orang gemar membaca 0,001. Literasi di Indonesia nomor dua dari bawah. Literasi adalah membaca, menulis, menganalisa, dan meyelesaikan masalah.

Guru harus mengedepankan dialog dengan argumen yang ilmiah. Guru juga harus selalu mengedepankan nasihat. Begitulah Nabi Muhammad saw. sebagai seorang guru. Banyak sekali suritauladan yang bisa kita ambil dari Nabi Muhammad saw.

Pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2022 Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Jember berkolaborasi dengan  FLP Cabang Banyuwangi yang mengadakan Writing Camp in Banyuwangi. Syukur Alhamdulillah saya berkesempatan untuk mengikutinya. Acara ini untuk umum. Banyak dari peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Acara ini digelar di bumi perkemahan, sutu tempat yang masih asri dan alami. Dari malam hinggga pagi sampai sore hari sangatlah menarik. Acara yang dikemas oleh pemuda ini menjadi suatu promotor  ke depannya saya yakin literasi di bumi pertiwi akan semakin bangkit.

Hati saya terenyuh menyaksikan mereka para pemuda yang memiliki semangat berliterasi yang tinggi dan mau membangkitkan literasi di Indonesia. Walau diawali dari cabang di daerah masing-masing, apabila serentak maka akan menjadi suatu gerakan yang besar dalam membangkitkan literasi kepada pemuda.

Malam hari diawali dengan api unggun dan perkenalan. Di sana pemuda antusias dan akrab sekali dalam menjalin silaturahmi, saling menghargai dan menghormati peserta dan panitia kompak dan bersinergi.

Esok hari pemateri setelah subuh materi keislaman, sastra Islam yang dibawkan oleh Kak Mustofa.  Beliau membacakan puisi Islam yang sangat menyentuh kalbu sampai peserta tak bergeming. Kemudian dilanjutkan dengan materi keorganisasian dan literasi sampai siang hari oleh panitia.

Dalam acara ini juga menghadirkan Dinas Pariwisata Banyuwangi. Beliau menyuguhkan berbagi pengalaman dan kebudayaan Banyuwangi yang dulu terkenal dengan “santet”. Kegiatan yang mendapat sponsor dari berbagai pihak ini memberikan nuansa kebersamaan dan saling mendukung dalam kebangkitan literasi di negeri ini.

Apabila para pemuda di Indonesia ini seperti mereka, saya yakin tidak lama negeri ini akan bangkit dari keterpurukan dan menjadi Negara yang maju. Pemuda yang berakhlakul karimah, cerdas, ikhlas, bertanggung jawab, serta sabar.

Di negeri ini tidak akan ada tawuran antar pelajar, tidak ada pelecehan seksual, minum-minuman keras dan kebobrokan-kebobrokan lainnya yang dipicu oleh berbagai aspek kehidupan. Cukup Nabi Muhammad saw. sebagai suritauladan. Tanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Literasi bangkit, Indonesia maju dengan izin Allah.

*Penulis adalah anggota FLP Gresik. Esai ini merupakan esai pilihan dari program lomba Bulan Bahasa 2022 yang diadakan FLP Jawa Timur.
Konten sebelumnyaSebaik-baik Tetangga
Konten berikutnyaPeran Pemuda dalam Kebangkitan Literasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini