Beberapa waktu belakangan, sering kita mendengar selentingan tentang “mengapa kita perlu membela agama, atau membela Allah, bukankah Allah tidak perlu dibela?” Meski gerah dengan perkataan itu, saya tidak dalam posisi bisa menampiknya karena tidak punya dalil. Namun, dalam lubuk hati, saya yakin bahwa orang yang membela agama Allah adalah benar. Bukan karena Allah lemah, atau Allah tak mampu membela diri sendiri seperti sebagian orang mengejek, tapi pasti ada alasan lebih kuat. Jawabannya kemudian saya temukan saat saya belajar tentang hadis yang dibawakan Ibnu Abbas. Potongan awalnya berbunyi, “Wahai anak muda, jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.”
Penjelasan dari kalimat “jagalah Allah”, menurut sebagian ulama, berarti “menjaga hak-hak Allah” atau “menjaga hukum-hukum Allah”. Selaras dengan yang tertera di dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 112.
Termasuk dalam memelihara hukum Allah berarti adalah menjaga agama Allah, agar tidak ada yang menginjak-injaknya. Berarti ketika ada yang menghina Allah atau menghina Rasulullah, kita patut membelanya. Bukan karena Allah lemah, tetapi karena itu termasuk dalam konteks menjaga hak-Nya dan hak kekasih-Nya.
Begitu juga apabila ada yang mencela hukum buatan Allah atau hendak menghapuskannya dari suatu sistem, umat Islam wajib membela dan mempertahankannya. Bukan karena Allah tak bisa menjaganya sendiri, tapi adalah suatu bentuk komitmen kita setelah ber-Islam untuk menjaga hukum Allah, seperti tertera dalam Al-Qur’an dan hadits yang tentu kita yakini kebenarannya.
Sebagai balasan, ketika kita telah berusaha menjaga Allah semampu usaha kita, Allah pasti akan menjaga diri kita dan keluarga kita, baik secara duniawi maupun ukhrawi.
Hadis Ibnu Abbas yang saya maksud ini dibawakan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab terbaiknya, Riyadhus Shalihin. Hadis ini panjang, tetapi belajar potongan awalnya saja saya sudah menyerap begitu banyak pelajaran berharga dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam kepala saya. Selain itu, tentu saja membuat saya lebih yakin, bahwa menjaga Allah adalah kebutuhan kita, bukan kebutuhan-Nya. Maka, jagalah Ia, agar Ia menjagamu selalu.