Oleh : Vanda Nur Ariani
Divisi Karya FLP Jatim
Sering sekali mendengar keluhan seperti ini dari para ibu, “Duuhh … anakku nggak suka baca buku. Percuma beli buku cerita mahal-mahal cuma teronggok di pojokan lemari.” Atau “Anakku belum bisa baca, buat apa beli buku, sayang kalau disobek-sobek.”
Gubrak! Ibuk, bagaimana anak-anak terutama di usia balita mau suka buku dan baca kalau tidak dibiasakan sejak dini. Bagaimana anak bisa membaca kalau tidak dikenalkan buku. Nah, buku-buku itu tentunya tidak hanya ditaruh di depan anak, lalu dengan ajaib anak akan dengan suka cita melahapnya. Jadi buku-buku itu harus dibacakan, dikisahkan, diceritakan kepada mereka.
Berkisah adalah metode yang istimewa dalam menanamkan nilai-nilai mulia. Berkisah adalah salah satu teknik terbaik dalam upaya penyampaian pesan penuh hikmah pada anak-anak. Berkaca pada Rasulullah, konsep pendidikan pertama yang dilakukan Rasulullah pada para sahabatnya adalah dengan berkisah.
Tigabelas tahun fase Makkah adalah fase pembentukan pondasi iman, aqidah dan ahlak. Wahyu yang diturunkan oleh Allah di fase itu berisi tentang kisah-kisah pembagun jiwa. Kisah-kisah umat-umat terdahulu. Bukan perintah tentang ibadah atau muamalah. Dengan kisah-kisah itu, Rasulullah menyeru dan menyentuh hati para sahabat tanpa kesan menggurui dan memaksa.
Lalu apa manfaat berkisah untuk anak-anak? Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan, inilah beberapa manfaat berkisah atau bercerita :
1. Menumbuhkan kelekatan dan kedekatan dengan ayah ibu.
Biasanya waktu paling nyaman untuk membacakan buku adalah sambil santai-santai, baring-baring di kasur atau ketika anak-anak masih kecil dipangku atau tidur-tiduran di pangkuan Ayah atau Ibu. Kedekatan dan kelekatan ini membuat anak merasa nyaman, sentuhan, ekspresi dan suara ibu atau ayah juga akan direkam erat di memori anak, terutama usia bayi atau balita. Berdasarkan yang saya baca, perasaan nyaman pada anak, membuatnya tumbuh menjadi anak yang percaya diri.
2. Ada nilai-nilai yang disampaikan yang akan membentuk perilaku positif pada anak
Anak-anak adalah ibarat kaset kosong, yang merekam dengan baik segala apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Dengan rajin membacakan cerita, yang mengandung nilai-nilai positif, seperti sirah tentang nabi dan rosul, kisah para sahabat dll . InshaAllah nilai-nilai baik itu kelak akan direfleksikan pada perilakunya.
Saat menjelang tidur adalah waktu yang menurut saya paling tepat untuk membacakan buku cerita, karena kita dalam keadaan rileks. Juga bisa meredam polah tingkah anak-anak yang biasanya masih pecicilan meski sudah larut.
Yang saya tahu, justru saat di ambang tidur itu, gelombang otak dalam kondisi teta sehingga lebih bisa merekam nilai-nilai kebaikan di memori bawah sadarnya.
3. Memberikan pengetahuan baru.
Jangan khawatir, meskipun anak-anak belum bisa membaca, tapi mereka bisa melihat, mendengar, merasakan dan merekam. Jadi abaikan saja kalau ada yang nyinyir, “Hallah wong bayi belum bisa baca, malah eman-eman bukunya dikruwes” . Ingat, jaman now sudah ada book board dan soft book yang tahan kruwes.
Jalinan cerita yang didengar, serta gambar warna-warni yang dilihat memberikan pengetahuan baru, dan merangsang daya pikir dan imajinasinya. Selanjutnya harus menyiapkan stok sabar menjawab rentetan pertanyaan dari mulut mereka. “Kok begini. Kok begitu. Ini kenapa. Itu kenapa “
4. Mengembangkan keterampilan berbahasa anak
Selain menambah pengetahuan, membacakan cerita akan melatih kemampuan berbahasa anak. Ketika nanti tiba masanya sekolah, anak sudah biasa mendengar gurunya bicara di depan kelas. Berbeda jika anak-anak biasa melihat TV dengan komunikasi searah dan gambar yang berkelebat cepat. Pasti anak anak males mendengar guru berbicara di depan.
Buku-buku sekarang juga sudah beragam. Desain buku anak yang menarik, ada lembar kreatifitas, ada buku yang menguarkan bau wangi, pop up, buku yang bisa disusun, buku yang bersuara, membuat motorik anak-anak juga ikut terlatih.
5. Memaksimalkan kecerdasan dan mengembangkan keterampilan motorik anak
Berdasarkan penelitian, anak-anak yang terpapar bayak bacaan pola aktivasi otaknya akan berbeda dengan anak yang jarang dibacakan buku. Karena di usia itu, simpul-simpul otak sedang tumbuh dan saling menyambung, jika otak diaktifkan dengan dibacakan buku, maka simpul-simpul itu akan lebih cepat dan maksimal berkembangnya. Jadi tidak usah menunggu anak besar, sejak dalam kandungan bayi sudah bisa dibacakan buku cerita. Karena organ yang pertama berfungsi pada janin adalah indera pendengarannya.
6. Mengasah kemampuan anak untuk mendengarkan
Mendengar adalah sebuah ketrampilan yang harus diasah. Melatih empati dan simpati anak, untuk mendengarkan orang lain berbicara. Juga melatih jika nanti anak masuk sekolah. Kalau nggak dilatih mendengarkan, bisa bosen mendengar guru berbicara di depan kelas.
7. Menanam dan menumbuhkan cinta buku, dan baca
Membacakan cerita, berarti orang tua telah selangkah lebih maju mengenalkan sebuah benda jendela pengetahuan. Perkenalan sejak dini dengan BUKU akan menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku, selanjutnya anak akan semangat belajar membaca, kemudian menulis.
Insyaallah sampai anak beranjak dewasa, minat bacanya akan semakin menyala
8. Menjadi Jejak Sederhana yang Akan Selalu Dikenang
Dengan berkisah atau membacakan buku kepada anak, semoga akan menjadi jejak sederhana dari Ayah dan Ibu, yang akan selalu dikenang dan dirindu kelak ketika anak-anak telah dewasa.
Pengasuhan adalah mengulang-ulang pesan kebaikan secara terus menerus. Salah satunya dengan membacakan kisah dan cerita pembangun jiwa. Yuk berkisah. Yuk bercerita J*Vanda
Terima kasih atas kesempatan bisa mengunjungi blog dan tulisan ini
Sangat bermanfaat
Semoga bisa mengaplikasikan dalam mendampingi tumbuh kembang anak bersama buku.