Senyum khas nya mengembang saat menyambut kami, Rafif Amir ketua FLP Jatim 2017-2019 dan saya Novi larasati, staf pengurus. Di kediamannya yang asri, M. Yulim SW, atau yang akrab disapa Yulim Wicak, menerima dengan gaya santai. Beliaulah ketua FLP jatim pertama.
Bertiga, kami lesehan di studio foto mungil, tempat Yulim wicak menghasilkan karyanya. Ditemani gemericik kolam di teras dan nuansa ungu studio yang teduh.
“Mbak Helvy mengukuhkan saya sebagai ketua FLP jatim tahun 2000.” Katanya, “Sampai milad 5 dan munas pertama, saya masih mengikutinya.” Sambungya lagi, “Setelah itu saya tidak aktif lagi.”
Dengan anggota mencapai 200 di Jawa Timur, saat itu susah berkoordinasi. Anggota tersebut berasal dari pusat, yaitu majalah Annida, yang langsung membuat kartu keangotaan FLP bagi yang mendaftar dan dikelola oleh FLP jatim yang dipimpin Yulim.
“Saya bukan penulis, tapi saya memiliki media yaitu buletin Insan untuk para generasi muda di Jatim. Karena itulah, mbk Helvy memilih.” Ujarnya dengan senyum.
Dibawah kepemimpinan Yulim, ada beberapa cabang yang aktif, termasuk Malang dan Surabaya. Beberapa kali Asma Nadia dan Helvy Tiana Rosa, mengisi seminar kepenulisan yang diadakan. Pernah pula Intan Savitri atau Izzatul Jannah dan Yeni Mulati atau Afifah Afra mengisi acara bedah buku yang diadakan FLP Jatim.
Belum ada pembinaan rutin seperti yang diadakan FLP Jatim saat ini. Alat komunikasi terbatas hanya telepon rumah, itupun kalau dicantumkan. Kedepannya, Yulim mengharapkan FLP jatim bisa memiliki media online yang bagus. Mengingat sekarang, media cetak tidak lagi seberapa laku. Juga, diharapkan penulis-penulis baru yang segera bisa lahir dengan karya besar. Tidak hanya karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa atau Kang Abik saja yang bisa dinikmati.
” Bisa juga FLP jatim mengadakan pelatihan fotografi dan menulis, bersama saya, food photography. Disitu, peserta juga bisa menulis hal-hal yang menarik untuk di ditampilkan.” Ujarnya di akhir perbincangan yang seru, mengenang perjalanan FLP dari awal sampai saat ini.
Tawaran yang menarik, bukan?
Reportase Oleh Bunda Novi Larasati