Resensi Buku oleh Riski Diannita
Judul: Happy Parenting with Qur’an & Sunah: Mengiringi Tumbuh Kembang Anak di Usia Emas
Penulis: Deri Rizki Anggarani dan Yazid Subakti
Penerbit: Ziyad Books
Tebal: 216 Halaman
Tahun Terbit: 2020
ISBN: 978-602-317-604-5
Buku pengasuhan anak atau parenting sudah banyak terbit di pasaran. Tidak sedikit yang menganut metode parenting ala Barat. Sebagai orang tua muslim, alangkah baiknya kita memilih buku parenting Islami yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah saw. Ilmu apa pun yang hendak kita pelajari dan amalkan tentu sebaiknya berasal dari dasar tuntunan Islam. Buku terbitan Ziyad Books ini menjadi salah satu yang direkomendasikan bagi para orang tua baru, calon orang tua, bahkan orang tua senior boleh terus belajar, serta siapa pun yang ingin mempelajari ilmu pengasuhan anak secara Islami.
Buku berjudul Happy Parenting with Qur’an & Sunah sebenarnya merupakan paket buku parenting lengkap yang memiliki empat seri. Keempat seri buku Happy Parenting with Qur’an & Sunah berjudul sebagai berikut:
- Mendidik Anak di Masa Kehamilan
- Mengiringi Tumbuh Kembang Anak di Usia Emas (0—7 tahun)
- Mendampingi Anak Menuju Akil Baligh (8—14 tahun)
- Bersahabat dengan Anak di Usia Remaja (15—21 tahun)
Adanya empat seri buku tersebut bukan tanpa alasan. Metode yang digunakan buku ini berdasarkan tiga tahapan mendidik anak menurut Islam ala Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra., yaitu sejak 0—7 tahun, kemudian 8—14 tahun, hingga 15—21 tahun. Ditambah lagi dengan pendidikan anak sejak alam rahim di buku seri pertama membuat Happy Parenting with Qur’an & Sunah semakin lengkap.
Peresensi mengulas buku seri kedua, yaitu Mengiringi Tumbuh Kembang Anak di Usia Emas (0—7 tahun) sebab memiliki anak pada rentang usia tersebut. Menurut penjelasan para ahli, usia emas atau golden age merupakan periode emas atau masa keemasan bagi tumbuh kembang anak karena dalam usia tersebut perkembangan anak sangat pesat. Oleh sebab itu, ketika anak berada di usia emas, haruslah mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya.
Hal ini sejalan dengan pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. yang disebutkan di bagian awal buku agar anak-anak di usia kelahiran sampai tujuh tahun pertamanya diperlakukan seperti raja. Artinya, kita hadir bersamanya untuk memberikan perhatian penuh kepadanya, yaitu ikhtiar untuk selalu ada ketika dibutuhkan dengan memberikan apa yang menjadi haknya (halaman 8). Dalam buku yang terdiri dari delapan bab ini, kita akan memahami apa saja tuntutan orang tua menghadapi “sang raja”.
Selanjutnya di bab satu “Anak-Anak Memiliki Hak atas Orang Tuanya” membahas hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Selain itu, kita diingatkan untuk menerima keberadaan anak bagaimanapun kondisinya sebab merupakan ketetapan Allah yang terbaik. Terdapat juga tuntunan doa untuk perlindungan anak yang diucapkan Rasulullah saw. ketika mendoakan cucunya (Hasan dan Husain).
Di bab dua “Menyambut Kelahiran yang Barakah”, kita mulai memasuki hari-hari pertama kelahiran bayi. Bab ini menyebutkan sunah-sunah yang sebaiknya dilakukan dalam menyambut kelahiran anak, antara lain mengawali dengan rasa syukur, tahnik, akikah, mencukur rambut bayi dan sedekah, memberi nama paling indah, serta melaksanakan khitan. Ada pula beberapa sunah lainnya dalam berinteraksi dengan bayi dan anak-anak, seperti mencium dan memeluk serta mendoakan anak. Lebih istimewa lagi, di bab ini menganjurkan bahwa ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak dan panduan menjadi ibu bahagia. Ini penting karena masa-masa awal menjadi orang tua baru—terutama ibu—bisa terasa berat dan rentan mengakibatkan gangguan psikologis. Dengan ilmu dalam buku ini, diharapkan orang tua yang bahagia akan mampu mengantarkan kebahagiaan si kecil. Di akhir bab dua terdapat tabel perkembangan bayi sejak kelahiran hingga setahun pertama.
Bab tiga sesuai judulnya “Berikan Air Susu Ibu (ASI)” sangat fokus membahas pemberian ASI kepada bayi sesuai perintah Allah dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 14. Di bab ini terdapat panduan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), informasi kandungan ASI dari waktu ke waktu, serta pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Kemudian dilanjutkan pemberian ASI hingga sempurna sampai anak berusia dua tahun. Pada bagian akhir bab ini memberikan tips seputar penyapihan anak.
“Mengiringi Tumbuh Kembang” adalah judul bab empat yang berisi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia emas secara lengkap. Di halaman 113—116 menyebutkan perkembangan bayi di bulan-bulan awal sejak nol hingga 12 bulan. Berikutnya di halaman 116—120 terdapat milestone atau tahap penting perkembangan bayi yang normal mulai tengkurap pada usia 3 bulan sampai bicara pada usia 24 bulan. Ada pula tips merangsang kemampuan bicara anak. Tidak hanya itu, di halaman 122—126 membahas pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) sekaligus tahap-tahapnya. Tidak ketinggalan tahapan berdiri dan berjalan anak juga dibahas dalam bab empat. Yang membuat bab ini semakin lengkap adalah tabel kebutuhan nutrisi balita yang harus dipenuhi dari makanannya dan tips agar si kecil terbiasa berolahraga. Spesialnya lagi karena buku ini terbit ketika pandemi Covid-19 sedang melanda, ada tips agar tetap sehat di tengah pandemi.
Bab lima dengan judul “Merangsang Kecerdasan” merupakan bagian khusus yang membahas perkembangan otak anak usia emas. Bab ini secara cermat membeberkan perkembangan kecerdasan mulai pembentukan otak saat janin dalam kandungan hingga penjelasan otak kanan dan kiri anak yang normal. Di halaman 146—148 disebutkan tahap kemampuan interaksi bayi mulai usia nol bulan hingga dua tahun. Selanjutnya berturut-turut di halaman 149 menyebutkan cara melatih motorik, kemudian di halaman 152—154 terdapat pembahasan stimulasi motorik anak sesuai umur sejak nol bulan sampai tiga tahun dan setelahnya. Jangan lupa untuk mengenalkan emosi kepada anak yang dibahas di halaman 154—156. Di sisa bab lima lebih banyak membahas tentang keteladanan Rasulullah saw. dalam bermain dengan anak-anak yang merupakan dunia mereka serta cara mereka untuk belajar. Orang tua pun diberikan tips memilih mainan dan permainan yang mencerdaskan anak.
Selanjutnya di bab enam berjudul “Pelajaran Mengenal”, disebutkan bahwa anak-anak usia emas harus mengenal Allah sebagai penciptanya. Orang tua juga mengenalkan Rasulullah sebagai idola sepanjang hayat. Selain itu, anak juga perlu mengenal malaikat Allah. Yang terpenting anak dapat mengenal diri sendiri mulai jenis kelamin, bagian-bagian tubuh, dan identitas anak. Selain itu, anak diharapkan mengenal benda dan aktivitas berisiko atau berbahaya untuk perlindungan dirinya.
Pembahasan mengenai usia balita tampaknya berakhir di bab enam sebab di bab tujuh yang berjudul “Memilih Sekolah” sudah ditujukan untuk anak usia sekolah (rata-rata lima tahun ke atas). Di usia emas yang lebih lanjut ini, anak mulai memasuki sekolah formal berupa pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, hingga sekolah dasar. Bab tujuh membahas agar orang tua menanamkan prinsip tentang ilmu kepada anak sedini mungkin. Di halaman 184—185 menyebutkan tentang menuntut ilmu adalah keharusan dan prinsip seorang pencari ilmu menurut kitab Ta’limul Muta’allim karya Imam az-Zarnuji. Bab ini juga menjelaskan pertimbangan memilih sekolah, kesalahan memilih sekolah, serta tips mengondisikan anak untuk siap bersekolah.
Terakhir bab delapan “Membiasakan Ibadah” secara khusus berisi panduan agar orang tua mengenalkan ibadah kepada anak-anak. Tuntunan ini cukup sesuai dengan rukun Islam. Lebih tepatnya orang tua membimbing anak cara bersuci, mengajarkan salat, sedekah, puasa, dan menanamkan kerinduan akan Baitullah. Ditekankan di akhir bab bahwa ibadah memang belum diwajibkan bagi anak tetapi pembiasaan bersifat ajakan. Artinya, orang tua memberi contoh dan anak diberi kesempatan untuk mengikuti atau terlibat (halaman 212).
Bagian epilog “Sebelum Menuntut Kesalehan Anak-Anak” sangat inspiratif, menggugah, bahkan menampar kita sebagai orang tua. “…jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah pesan Allah untuk sebisa mungkin para orang tua mendahului perbaikan dirinya sebelum menyampaikan tuntutan kepada anak-anak (halaman 214).
Buku Happy Parenting with Qur’an & Sunah: Mengiringi Tumbuh Kembang Anak di Usia Emas ditulis oleh sepasang suami istri, Yazid Subakti dan Deri Rizki Anggarani yang ahli di bidang parenting Islami. Sangat banyak kelebihan dalam buku ini. Pembahasan dijabarkan secara urut dan runtut sehingga sangat memudahkan bagi orang tua mengecek setiap perkembangan buah hatinya. Tata letak menarik dengan dihiasi foto dan gambar lucu membuat pembaca tidak bosan. Kertas dua warna putih dan merah muda menambah kesan cerah serta ceria. Ini membuat orang tua lebih semangat belajar dan berproses demi mendampingi tumbuh kembang anak.
Kekurangan buku ini hanyalah tidak ada milestone atau tahap perkembangan anak mulai nol sampai tujuh tahun. Pembahasan milestone dikhususkan pada usia balita. Kemudian di atas lima tahun lebih membahas pendidikan formal atau sekolah anak. Namun, pembaca tetap bisa memperoleh ilmu yang sangat luar biasa bermanfaat dalam buku ini. Apalagi terdapat seri buku untuk umur selanjutnya yang akan terus berguna dalam mendidik anak hingga dewasa. Para orang tua muslim perlu memiliki buku ini di perpustakaan pribadi. Insyaallah, ilmu parenting Islami menjadi bekal kita mendidik generasi tangguh untuk masa depan.
Tentang Penulis:
Riski Diannita, seorang ibu muda yang gemar literasi. Ia merupakan Tim Divisi Karya di FLP Cabang Mojokerto. Beberapa karya buku antologi dan solo telah terbit secara indie sejak 2016. Saat ini ia menjadi freelancer editor dan proofreader di penerbit indie, serta marketer buku. Ia dapat disapa melalui Instagram: @diannitariski dan Facebook: Diannita Riski.
Tumbuh kembang bagi saya yang paling urgen adalah keteladanan orangtua. Tanpa ini, membuat anak jadi baik sangat susah