Ahad (17/01) kemarin FLP Cabang Bangkalan untuk pertama kalinya mengadakan acara di tahun 2016. Musyawarah cabang yang diawali dengan menggelar Taman Baca di alun-alun Bangkalan. Tepatnya di Taman Paseban. Taman Baca tersebut dimulai dari jam 06:00 A.M. Jam 07:30 ditutuplah perpustakaan kecil-kecilan tersebut.
Acara berlanjut dengan sarapan bersama di markas besar LMI Cabang Bangkalan. Kemudian Muscab dibuka di menit ke dua pulu lima melewati angka delapan oleh Nikmatul Khoiriyah selaku Sie. Acara. Tanpa banyak basa-basi di sana-sini perjalanan FLP sejak 2012 dilaporkan oleh sang ketua, Yanuar Dwi Prianto. Ketua FLP Bangkalan yang telah menjabat selama dua periode. “Kalau dikata presiden, seharusnya saya tidak boleh terpilih kembali,” tutur beliau sambil tersenyum.
FLP Bangkalan dilegalkan oleh Izzatul Jannah dan disaksikan ketua FLP Jatim kala itu, Adam Muhammad. Setelah sebelumnya Fathul Qorib sebagai komandan pertama FLP Bangkalan ditahun 2011.
Pada awalnya FLP Bangkalan dibina oleh M. Ali Hisyam. Seorang dosen yang ahli di bidang non-fiksi. Studi master di luar negeri membuat beliau harus meninggalkan organisasi. R. Timur Budi Raja kemudian menggantikan. Pria yang sudah sering malang-melintang di dunia teater. Dulunya beliau aktif dalam kegiatan serupa di Universitas Trunojoyo Madura.
Sepertinya kedua pembina tersebut membuat karya-karya anggota FLP Bangkalan seimbang. Tercatat ada 23 tulisan ber-genre nonfiksi dan 21 fiksi. Sangat berbeda dengan apa yang terposting di tahun 2015. Ada 45 tulisan dan semuanya fiksi.
“Saya ingin ke depannya, teman-teman FLP Bangkalan juga menekuni dunia jurnalistik,” komentar sang ketua lama. Apalagi belakangan berbagai media mengaburkan opini masyarakat. Beliau ingin FLP Bangkalan juga turut andil dalam menyebarkan kebenaran.
Sebelum mengakhiri laporannya, Pak Yanuar juga inginkan tiga kegiatan nantinya terwujud di FLP Bangkalan. Pertama, FLP Goes to School lalu Guru Menulis dan FLP for Kids. Kemudian acara berlanjut pada pembacaan AD/ART FLP.
Pembacaan tersebut berlangsung singkat saja. Yogi Gunawan sebagai sekretaris FLP Bangkalan kemudian memimpin pemilihan ketua baru. Tidak ada adegan tegang-tegangan atau sampai saling lempar kursi. Muncul lima nama, namun mengkerucut menjadi tiga; Yogi Gunawan, Ani Marlia dan Suwindar Putpita.
Mengacu pada AD/ART dan melalui pertimbangan di antara dewan demisioner, dipilihlah Ani Maria. Calon yang memang paling muda di antara ketiganya. Ketua baru FLP Bangkalan yang masih tercatat sebagai mahasiswa PGPAUD FKIP UTM di tingkat lima.
“Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, namun satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala,” Bu Ani mengutip ungkapan Sayyid Qutb dalam pidato ‘kepresidenannya’ yang pertama. Anggota musyawarah yang berjumlah 14 kepala menerima gadis berkacamata tersebut dengan legawa.
“Acara FLP Bangkalan berlangsung dengan sangat khidmat. Tenang tanpa suara karena sejatinya begitu seorang penulis. Meski lisan bungkam tangan di atas kertas berbicara menuliskan pesan,” begitu kira-kira sambut Rafif Amir. Ketua FLP Jatim yang terpilih Agustus 2015.
Pak Rafif dalam serah terima jabatan kali itu berharap FLP Bangkalan memiliki banyak anggota. “Misalkan target setahun ke depan Bangkalan punya 100 penulis,” ujar beliau. Diharapkan juga anggota berdatangan dari berbagai penjuru Bangkalan.
Tentang menjadi ketua menurut beliau itu bukanlah sebuah prestise. “Bagi teman-teman FLP, terpilih sebagai ketua berarti siap-siap mengorbankan seluruh tenaga, semua waktu. Bahkan sisa-sisa uang di dompet untuk dakwah pena, ” kata beliau mengutip perkataan Afifah Afra yang kemudian diiringi gelak tawa. Suasana kemudian tampak mencair.
Bagi Rafif Amir menjadi ketua memang musibah jika tak amanah, karena bagaimanapun ia akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Sekecil apapun itu. Namun bisa juga menjadi ladang amal dengan pahala yang luar biasa.
FLP Bangkalan berfoto bersama dengan Ketua FLP Jatim
Di akhir pidatonya Ketua FLP Jatim mengajak para peserta musyawarah dalam acara Upgrading FLP tanggal 6-8 Februari di Malang. Setiap cabang berhak mengirimkan 4 anggota untuk delegasi. Acara Muscab pun berkesudahan. Beberapa peserta melanjutkan dengan berfoto bersama setelah berdetak di angka sebelas. (fi)