Home Esai Islam dan Kebudayaan Nusantara

Islam dan Kebudayaan Nusantara

Oleh: Ahmad Santuso (FLP Probolinggo)

Sebagai umat Islam yang mayoritas penganutnya di Indonesia kita harus bisa mengimplementasikan apa yang menjadi aturan atau pedoman yang sudah di tetapkan baik Al-Qur’an maupun hadis. Kita harus bisa menjaga adab, sopan santun dan cara menghargai semua ciptaan Tuhan. Itu menjadi rujukan kita untuk hidup dan beragama, bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana kita berhubungan dengan manusia.

Islam sebagai agama adalah segala sesuatu yang didapat atau sumbernya dari Tuhan. Sedangkan kebudayan ialah segala sesuatu yang didapat atau bersumber dari manusia yaitu cipta, rasa, dan karsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia ini kita mempunyai begitu banyak budaya yang sudah terkenal sampai mancanegara.

Budaya menjadi ciri khas yang sudah ditinggalkan leluhur kita. Dimana dalam budaya itu kita bisa belajar banyak hal dalam ilmu pengetahuan. Islam dan budaya tidak perlu diributkan karena budaya tidak boleh bertentangan dengan agama, itu sudah menjadi amanah oleh Founding Father dalam UUD 45 dan Pancasila. Kita bisa kembali refleksi jaman dahulu ketika Walisongo menyebarkan agama islam di Indonesia termasuk tanah jawa. Beliau-beliau menyebarkan agama islam dengan ramah tanpa kekerasan, dengan menggunakan media atau alat seperti wayang kulit untuk berdakwah dan menyebarkan syiar Islam.

Penduduk pribumi mereka leluasa menerima kehadiran walisongo tanpa merasa terancam. Sebab walisingo berdakwah tanpa menghilangkan budaya setempat yang sudah melekat yang diwariskan leluhur-leluhur sebelum mereka. Seperti kesenian dan juga bangunan seperti masjid-masjid yang masih berarsitektur jawa. Walisongo melebur dengan masyarakat setempat sehingga mereka bisa merasakan nuansa indah tanpa ada yang terancam atau terugikan.

Kebudayaan merupakan realitas keberagaman yang ada di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa Islam dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama lain. Keduanya tidak bisa dicampuradukkan namun, tetapi tidak bisa dipertentangkan.

Selanjutnya, dari budaya kita bisa belajar banyak tentang kehidupan. Dari wejangan atau motivasi-motivasi yang tersemat di dalamnya kita bisa mempelajari lebih dalam apa itu kehidupan. Seperti halnya ketika ada pementasan wayang kulit, disitu bukan hanya sekedar hiburan saja, tetapi dari apa yang disampaikan kita bisa ambil hikmah, nilai moral, pelajaran hidup yang nantinya bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hari ini kita dihadapkan beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa kegiatan kebudayaan adalah hal atau kegiatan syirik. Dalam menanggapi hal tersebut kita tidak boleh gegabah mengklaim apa-apa. Bisa jadi itu tradisi leluhur mereka yang sudah ditanamkan sejak dini. Jadi, ada yang berpendapat pro dan kontra dalam melihat budaya nusantara karena kegiatannya yang terlihat begitu sakral. Sehingga mereka mulai enggan untuk belajar budaya. Jadi, jika terjadi suatu kejadian kita jangan langsung mengatakan itu salah atau menyimpang, yang harus kita lakukan adalah terima pesan itu kelola lalu telaah dengan baik dengan menggunakan dari berbagi sudut pandang.

Hal yang paling tidak menyenangkan adalah sesuatu hal yang terjadi di dunia maya atau sosial media. Ada dari mereka yang menggunakan sosial media dengan tujuan kepentingan pribadi atau kelompok. Seperti halnya ujaran kebencian, berita hoax, dan lain sebagainya. Yang perlu kita lakukan sekarang kita harus menjadikan itu tantangan untuk terus memerangi hal-hal yang buruk. Apa yang terupload di mefia sosial tidak dipastikan secara penuh kebenarannya. Oleh sebab itu di sosial media marak terjadinya percekcokan yang luar biasa. Oleh sebab itu kita bisa belajar dari semua itu penting belajar tentang ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan ilmu spiritul. Kita harus pintar dan bijak menelaah informasi yang masuk ke kita dari manapun itu jangan mudah terpengaruh dan terprovokasi. Jadi orang-orang yang terprovokasi di dunia maya banyak menyebabkan perpecahan di Indonesia yang beragam ini, mulai dari budaya, suku, ras, maupun agama.

Jadi, kita harus bisa menjaga budaya kita dari ancaman manapun. Jangan jadikan agama dan budaya bermusuhan karena yang sudah saya katakan sebelumnya Islam dan budaya tidak bertentangan namun jangan dicampuradukkan. Maka hal penting yang perlu kalian lakukan ketikan dihadapkan agama dan kebudayan yaitu jangan mudah terpengaruh dan terprovokasi, harus bijak menggunakan sudut pandang dari sisi mana kita melihat hal tersebut. Karena dengan kesalahpahaman di media sosial membuat kita mencaci maki, menghujat, dan saling merendahkan. Untuk mengantisipasi itu kita toleh kebelakang apa yang bisa kalian petik pelajarannya dari agama maupun budaya. Sudah jelas agama mengajarkan kita untuk saling menghormati, begitu juga budaya yang tersampaikan melalui pertunjukan wayang kulit.

Islam dan budaya sudah berjalan menemani kita disetiap harinya. Mulai dari bagaimana ketika bertemu guru, bertemu dengan yang lebih tua, bertegur sapa, maupun cara berinteraksi dengan sesama. Saya harap muda mudi sekarang bisa terus menjaga budaya kita untuk terus berkembang lebih jauh kedepan dan bisa dinikmati oleh anak cucu kita nanti. Dan juga mulai dari pementasan budaya seperti tari, wayang, dan dan lain-lain untuk bisa lebih di perankan lagi pada jaman modern ini agar tidak musnah atau dilupakan seiring perkembangan zaman. Budaya nusantara adalah anugerah Tuhan untuk bangsa Indonesia untuk kita jaga baik-baik.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version