Musyawarah Wilayah ke-7 Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur telah usai dua bulan lalu. Namun, kenangannya masih segar dalam ingatan. Salah satunya, kegembiraan sejumlah peserta karena persidangan berlangsung lebih cepat. Ada waktu untuk ziarah ke Makam Maulana Malik Ibrahim atau jalan-jalan di alun-alun Gresik.
“Dibandingkan Muswil sebelumnya, pemilihan ketua tadi paling cepat,” kata Babe Rafif saat saya berbincang dengan beliau. Ya, Muswil ke-7 berhasil memilih ketua wilayah dengan musyawarah mufakat. Dari tujuh calon yang diusulkan Cabang dan memenuhi syarat, lima mengundurkan diri. Tinggal saya dan Mas Chairi.
Sebelum menjatuhkan pilihan, peserta Muswil minta kami berdua memaparkan visi misi. Persis setelah saya memaparkan visi misi, beliau justru menyatakan bahwa visi misi itu akan menjadi visi misi bersama di FLP Jatim. “Sebab sejak awal saya menyatakan bersedia mendampinginya. Maksudnya menjadi pendamping sebagaimana Harun mendampingi Musa,” pungkasnya.
Satu bulan setelah Muswil, tepatnya pada 13 Februari 2022, FLP Malang menggelar Musyawarah Cabang. Saat itu saya sedang isolasi mandiri akibat kena Omicron. Alhamdulillah bisa menyampaikan sambutan karena Muscab FLP Malang digelar secara hybrid. Sedangkan untuk mendampingi Muscab di lokasi sampai selesai, Pak Agung selaku Koordinator Divisi Humas yang mewakili.
Yang lebih saya syukuri, Muscab FLP Malang berhasil memilih Ketua Cabang secara musyawarah mufakat. Mbak Enten Miwayani didaulat menjadi Ketua FLP Malang periode 2022-2024.
Dua pekan berikutnya, tepatnya pada 27 Februari 2022, giliran FLP Jember menyelenggarakan Muscab. Alhamdulillah juga, Mas Rizal Rahman terpilih secara musyawarah mufakat. Sehari kemudian, Muscab ke-6 FLP Gresik memilih Mbak Umahatun Fauziyah sebagai ketua untuk periode kedua. Melalui musyawarah mufakat juga.
Jadi, sejak Muswil hingga hari ini, ketua-ketua FLP Cabang di Jawa Timur dipilih secara musyawarah mufakat. Memang ada opsi voting jika tidak tercapai mufakat dan itu sah, tetapi alhamdulillah sampai saat ini opsi itu belum terpakai. Semoga muscab berikutnya -yang terdekat adalah FLP Sidoarjo, FLP Lamongan, FLP Ngawi, dan FLP Kediri- juga bisa memutuskan secara musyawarah mufakat.
Sekali lagi, voting sah. Namun, musyawarah mufakat lebih indah. Selain menggambarkan kokohnya persatuan, musyawarah mufakat juga menyatukan perbedaan pendapat. Ada nilai keadilan yang dominan pada hasil keputusan yang dibuat.
Jika pada pemilihan ketua saja bisa musyawarah mufakat, apalagi pada pengambilan keputusan lainnya. Entah itu merumuskan kebijakan dan langkah-langkah strategis, menyusun program kerja, maupun keputusan-keputusan yang lebih teknis sifatnya.
Baca juga: Catatan Mukerwil FLP Jatim
Selain lebih indah, musyawarah mufakat juga lebih berkah. Allah memerintahkan Rasulullah untuk bermusyawarah bahkan mengajak musyawarah orang-orang yang tadinya berbuat salah.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159)
Bahkan, Allah menggambarkan karakter generasi terbaik adalah senantiasa bermusyawarah. Tidak lagi menggunakan fi’il amr (kata perintah), musyawarah telah menjadi budaya mereka.
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Asy-Syura: 38)
Maka, mari kita budayakan musyawarah dalam organisasi tercinta ini. Semoga FLP semakin jaya dan berkah dalam berbakti, berkarya, dan berarti. []
Salam literasi,
Saudaramu yang sangat membutuhkan doa,
Muchlisin B.K.