Sebelum membangun Suiker Fabriken alias pabrik gula, orang-orang Belanda membangun fasilitas utama dalam menunjang produksinya. Salah satunya adalah bendungan dan jalur kereta api. Bendungan seperti Rolak Songo di desa Mliriprowo, perbatasan Sidoarjo dan Mojokerto tahun 1857. Pada awalnya, pembangunan Bendungan Rolak Songo berfungsi sebagai penunjang dari Kanal Magetan dalam mengatur debit air anak sungai Brantas, Sungai Kalimas dan Sungai Porong.
Bendungan Rolak Songo ini merupakan pengembangan dari bendungan Lengkong. Sebuah bendungan yang digawangi oleh Ir. Herbert de Bruyn ini mengatur debit air dari gunung Arjuno, lalu melewati kawasan Batu, Blitar, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Setelah itu aliran air dari hulu terpecah menjadi dua anak sungai, sungai Kalimas di Utara dan Sungai Porong di selatan.
Pembangunan bendungan ini juga bertujuan dalam hal irigasi di perkebunan tebu. Perlu diketahui bahwa ada 15 pabrik gula di Sidoarjo,
Menurut Ronald Ridhoi, dosen sejarah dari UNM. Ada 14 pabrik gula:
1. Balongbendo (Balongbendo)
2. Kamrakan (Krian)
3. Watoetoelis (Prambon)
4. Poppoh (Wonoayu)
5. Toelangan (Tulangan)
6. Boedoeran (Buduran)
7. Seroeni (Gedangan)
8. Waroe (Waru)
9. Porong (Porong)
10. Tanggoelangin (Tanggulangin)
11. Tjandi (Candi)
12. Ketegan (Taman)
13. Tawangsari (Taman)
14. Panjoenan (Sukodono)
Membahas Sidoarjo tidak lengkap rasanya bila tidak membahas “pintu gerbang” yang punya riwayat panjang. Krian dan Sepanjang merupakan dua kawasan industri dan ekonomi sejak masa Majapahit hingga kolonial. Konon di kawasan Krian merupakan kawasan ekonomi dan lalu lintas pengiriman barang via sungai. Sejak Masa raja Kertabhumi, Krian jadi pusat tambangan atau perahu sungai yang memiliki akses ke berbagai wilayah terutama kawasan aliran sungai Brantas dan Kalimas.
Bila akses kota diwakili kawasan Krian, maka kawasan pelabuhan diwakili oleh daerah Sepanjang yang punya akses ke laut melalui sungai Kalimas. Aslinya sepanjang bukan nama satu daerah tunggal namun sembilan kelurahan yang terdiri dari sepanjang, Ngelom, Kalijaten, Wonocolo, Bebekan, Ketegan, Kletek, Geluran, dan Taman yang punya riwayat historis yang sama. Sepanjang merupakan kawasan perniagaan yang dirancang oleh Hindia Belanda sebagai kota satelit dan merupakan bagian dari jalan pos Deandles.
Riwayat kemerdekaan Indonesia juga pernah terjadi di kedua tempat tersebut, dimana Inggris melakukan gempuran di Surabaya para santri dan pejuang seantero Jawa timur bersiap-siap di dua tempat tersebut. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan dan menghadap tentara penjajah terjadi di dua pintu masuk ini. Kini peperangan telah usai, tetapi jejak sejarahnya masih ada sampai saat ini.