A Few Things to Share

91

oleh :
Hiday Nur
Divisi Karya FLP Jatim


This Isn’t Much.. Just a Thought I Think And a Note I Write. Just A Few Things to Share…

Mana penggemar Andrea Hirata? Angkat tangan! Mari merapat! Kita akan bicara tentang buku ke-sepuluh Bapak Laskar Pelangi yang masih tentang Belitong, local wisdom dan sahaja masyarakat Melayu yang complicated.


Aneh ya judulnya? Setuju! Dari awal saya mereka-reka buku ini tentang apa. Sirkus? Pohon? Terdengar berbeda dari buku-buku sebelumnya yang khas Abang Ikal.


Dan jreng-jreng-jreng… Setamatnya mereguk novel ini, saya benar-benar wegah membagi spoiler, tapi pengakuan: sumpeh, ini karya Andrea Hirata yang paling mateng dan aing suka, so far.


Bermain diksi, jagonya. Satire di sana-sini, jelas sudah. Informatif, lucu, lugu, gemas, motivatif, dudududuh jangan ditanyah. Lebih dari saudara-i sekandungannya, drama dalam novel ini penuh analogi, simbol, yang rumit tapi nyata.


Siapa tidak berempati pada kisah cinta rindu dendam Tegar dan Tara?
Tapi tidak-tidak saya tidak mau larut dan susah move on dari story dua sijojol yang berakhir … (tet tot!No spoiler) ini.


Entah, entah kenapa pada saat dia meniupkan kebahagiaan pada beberapa pasang makhluk rekaannya, saat yang sama dihempasnya romantika hidup si aku. Dia, bisa saja membuat dirinya menang dalam remeh temeh jenis kebahagiaan yang sederhana, tapi tidak soal cinta.


Sebut saja Ikal dan Ling-ling yang dihinggàpi mendung hingga penghujung. Di sini ada Hobri. Bapak Hob, duh… Umpama dia nyata, saya begitu ingen jadi Emaknya, eh kakaknya, anu adiknya, waah jadi Azizah dong. Tidak, tidak, saya tak mau intervensi dan merubah ending menjadi apa pun bagaimana pun.


Maka saya hanya ingin menjadi orang yang ada namun tiada, seandainya raga disedot mewarnai drama sirkus-sirkusan ini. Saya hànya akan menjadi pengagum rahasia Hobri, dari jauh, tanpa hendak menjadikannya jatuh cinta. Biarlah dia memenuhi kasih sayangnya hanya untuk Dinda, biar. Saya hanya ingin melihatnya sebagai Hobri yang tetap Hobri. Malangnya, auranya, polosnya, seluruh dia.


Saya terlalu menyukai drama sirkus ini apa adanya, the way it is.

Konten sebelumnyaDIA MEMBUNTUTI
Konten berikutnyaManfaat Berkisah dan Membacakan Buku Sejak Dini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini