Tentang FLP Jatim

FLP atas adalah anugerah Tuhan bagi Indonesia, begitu kata sastrawan Taufik Ismail. Forum Lingkar Pena telah menjadi lokomotif  bagi ribuan penulis muda, pembaca karya anak bangsa, juga pencinta dunia literasi. Lahir pada 22 Februari 1997, hingga kini FLP setia menemani dunia perbukuan Indonesia dengan karya-karya yang khas.

Tak sedikit pujian dan kritik terhadap FLP. Salah satu pujian, FLP dianggap sebagai organisasi penulis Muslim terbesar di dunia. Dan, bila mengacu pada kata organisasi, mau tak mau setiap yang terlibat dalam FLP menjadi bagian dari unit sosial yang terstruktur dan termanaj untuk mencapai tujuan bersama.

FLP dikritik sebagai pabrik penulis produktif, namun minim kualitas. Hal tersebut, bisa jadi berawal dari latar belakang mayoritas anggota FLP yang merupakan penulis pemula, berusia muda, bahkan juga anak-anak. Mereka berusaha mengekspresikan ide-ide yang mengendap di kepala, lalu memvisualisasikan ke dalam kata-kata. Proses belajar ini, sebagian diawali dari bekal yang sangat minim. Itulah  yang menyebabkan karya-karya anggota FLP mungkin masih perlu banyak perbaikan. Meskipun begitu, harus diakui, sebagian karya anggota FLP juga ada yang mendapatkan penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional.

FLP Jawa Timur berdiri sejak tahun 2000. Sebagai ketua pertama saat itu adalah Yulim. Namun karena vakum, tahun 2004 terjadi pergantian kepengurusan. Bahtiar HS memimpin FLP Jatim sampai dengan 2006. Di masanya, FLP Jatim berkembang dari yang awalnya memiliki 2 cabang menjadi 9 cabang. Berikutnya ketua FLP Jatim dipegang Haikal Hira Habibillah (2006-2008) lalu diteruskan oleh Sinta Yudisia pada periode 2008-2010. FLP Jatim semakin berkembang di bawah kepemimpinannya. Tahun 2010, melalui Muswil di Surabaya, Adam Muhammad (Luthfi Hakim) terpilih menjadi ketua. Namun di masanya, kegiatan belum berjalan dengan maksimal.

Hal ini berlangsung selama lima tahun. Hingga pada Bulan Agustus 2015, diadakan silatwil yang sekaligus muswil, bertempat di Jl. Raya Lebo No.30 Sidoarjo. Dihadiri 9 cabang: Sidoarjo, Surabaya, Malang, Pamekasan, Jember, Lamongan, Gresik, Pasuruan, dan Blitar. Dalam Muswil itu, Rafif Amir Ahnaf terpilih menjadi ketua FLP Jatim periode 2015-2017. Di awal-awal kepengurusan, cabang-cabang yang putus kontak dihubungi kembali.

Beberapa cabang yang vakum kembali dihidupkan, seperti misalnya Sidoarjo, Kediri, Tuban, Bangkalan, Jember, Probolingo, dan Ngawi. Kegiatan-kegiatan cabang pun mulai aktif. Selain itu, cabang baru yaitu FLP Lumajang dibuka.

Pada Muswil ke-5 di Ngawi, Rafif Amir kembali terpilih menjadi Ketua FLP Jatim. Di bawah kepemimpinannya pada periode kedua hingga 2019 ini, FLP Jatim memiliki 20 Cabang, yaitu: FLP Surabaya, FLP Sidoarjo, FLP Gresik, FLP Pasuruan, FLP Jombang, FLP Ngawi, FLP Tuban, FLP Malang, FLP Jember, FLP Lumajang, FLP Probolinggo, FLP Blitar, FLP Kediri, FLP Bangkalan, FLP Pamekasan, FLP Magetan, FLP Lamongan, FLP Mojokerto, FLP Ponorogo, dan FLP Sumenep.

Muswil ke-6 FLP Jatim digelar di Lumajang pada 13-15 Desember 2019. Novi Istina terpilih menggantikan Rafif Amir. Di bawah kepemimpinan penulis yang akrab disapa Bunda Novi ini, FLP Jatim bertambah dua cabang yaitu Banyuwangi dan Pacitan. Pada periode Kabinet Ukhuwah ini, FLP Jatim menjadi panitia Munas ke-5 FLP. Dalam Munas tersebut, FLP Jatim juga terpilih menjadi Wilayah terpuji.

Berikutnya, Muswil ke-7 FLP Jatim digelar di Gresik pada 14-16 Januari 2022. Secara musyawarah mufakat, Muchlisin B.K. terpilih menjadi Ketua FLP Jatim periode 2022-2024.