Saya tidak suka membaca novel horor. Saya juga tidak suka menonton film horor. Mayoritas novel atau film horor, khususnya di Indonesia, bercerita tentang hantu. Saya meyakini, tidak ada orang meninggal yang jadi hantu. Mereka sudah berada di alam barzah, ‘sibuk’ dengan nikmat kubur atau siksa kubur tergantung iman dan amalnya sewaktu hidup di dunia. Namun, ketika Tere Liye merilis novel Sesuk, saya tertarik untuk membacanya.
Mengapa? Karena novel ‘horor’ ini berbeda. Tere Liye berjanji tidak akan bercerita tentang hantu sebagaimana novel-novel horor lainnya. Dan melihat rekam jejak Tere Liye selama ini, saya percaya. Novel-novelnya kaya inspirasi. Maka, begitu novel ini terbit, saya langsung tertarik untuk membacanya.
Baca juga: Tanah Para Bandit
Sinopsis Novel Sesuk
Gadis sebenarnya merasa berat pindah dari kota ke rumah tua di tengah perkebunan. Rumah besar itu terkesan angker karena tidak terawat dan terpisah dari perkampungan. Namun, karena ayah dan ibunya berjanji lebih banyak di rumah usai insiden jatuhnya Ragil, Gadis menerima keputusan itu dengan lapang dada.
Dua pekan pertama pindah rumah ternyata mengasyikkan. Tak hanya bagi Gadis, tetapi juga bagi adiknya, Bagus. Ayah selalu di rumah, melakukan berbagai perbaikan hingga mengecat rumah tersebut. Ibu tidak pernah pegang gawai, sibuk memasak dan menemani Ragil. Gadis yang mudah bergaul sudah mengenal hampir seluruh penduduk kampung. Ia juga memiliki teman-teman yang menyenangkan.
Pekan ketiga, suasana mulai berubah. Ayah mulai sibuk bekerja di luar rumah lagi. Bahkan berhari-hari tidak pulang. Ibu yang seorang artis juga mulai sibuk dengan gawainya, lalu pergi ke ibukota karena mendapatkan peran yang menantang di film terbarunya. Saat itulah ‘horor’ dimulai.
Bagus hilang. Gadis panik. Di tengah kelelahannya mengurus rumah dan menjaga adik, siswi kelas enam SD itu harus ke sana ke mari mencari Bagus. Sampai warga kampung membantunya mencari Bagus ke segala penjuru. Dua hari kemudian, Bagus ditemukan. Anehnya, sejak saat itu, Bagus ketakutan melihat ayah dan ibu. Berteriak bahwa keduanya dari dunia yang berbeda. Warga kampung menyebut Bagus kesurupan Jongen, hantu bocah yang paling mereka takuti. Apalagi beberapa hari sebelum hilangnya Bagus, beberapa peristiwa aneh terjadi. Misalnya sejumlah domba dan bebek mati mendadak tanpa sakit tanpa luka. Setelahnya lebih aneh lagi. Pohon besar yang kata penduduk desa ada penunggunya, hanya dalam semalam daunnya berubah warna. Pun waduk yang airnya berubah menjadi merah seperti darah.
Di tengah kecurigaan penduduk, ayah dan ibu mendatangkan seorang psikiater untuk membantu Bagus. Sesuk, namanya. Dokter Sesuk. Gadis curiga dengan psikiater tersebut. Selalu berpakaian serbahitam. Celana kain hitam, jas hitam, sepatu hitam. Tampak tak pernah berganti pakaian. Wajahnya selalu tegas, tatapannya tajam. Tak pernah terlihat lelah. Lebih dari itu, ia tahu banyak hal tentang Bagus.
Siapa Sesuk sebenarnya? Siapa bocah mirip Bagus yang dilihat berkeliaran malam-malam oleh petugas ronda? Bahkan dilihat sendiri oleh Gadis di pohon besar, lalu di kebun jagung, dan di anak tangga rumahnya menuju lantai dua. Benarkah kecurigaan penduduk bahwa Bagus dirasuki oleh Jongen yang berpuluh tahun sebelumnya membunuh banyak orang lalu menjadi hantu gentayangan?
Baca juga: Suluh Rindu
Kelebihan Novel Sesuk
Sejak Bagus hilang, nuansa ‘horor’ dalam novel ini mulai tampak. Kelebihan novel Sesuk ini, jalan ceritanya tidak mudah ditebak. Hanya karena mengetahui Tere Liye tidak mungkin menulis hantu-hantuan, sebagian tebakan saya benar. Namun, tidak sama persis. Akhir ceritanya mengejutkan.
Kelebihan lain dari novel Sesuk Tere Liye ini, ada pesan moral mendalam untuk para orang tua yang sibuk dengan smartphone. Gadget atau smartphone telah membuat banyak orang lupa, sampai pada anak sendiri. Pengasuhan terbengkalai, kasih sayang berkurang, perkembangan anak terabaikan.
Selain itu, banyak pesan moral dalam novel terbaru Tere Liye ini. Terutama dari Gadis yang mandiri. Bayangkan, kelas enam SD, ia mengerjakan seluruh pekerjaan rumah sekaligus mengasuh adiknya. Gadis tidak mau merepotkan orang lain. Ia tangguh menghadapi segala hal yang terjadi. Alih-alih protes kepada ayah dan ibu yang super sibuk sehingga tidak punya waktu untuk anak-anaknya, Gadis melakukan banyak hal yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua.
Pesan moral lainnya adalah kekuatan menulis. Gadis menjadi anak yang lebih tangguh dari perempuan mana pun karena ia menyalurkan perasaannya melalui tulisan. Ia menuliskan segala curahan hatinya dalam diary atau buku harian. Mengingatkan saya pada Yoon Hong Gyun, psikiater yang salah satu bukunya menjadi #1 bestseller di Korea Selatan karena terjual lebih dari 1 juta eksemplar. Ia menjelaskan bahwa menulis merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan matang yang disebut ‘sublimasi’. Yakni pelepasan keinginan atau emosi yang tidak diizinkan secara sosial dengan aktivitas tingkat tinggi. Dengan menulis, seseorang bisa mengubah rasa sakit dan luka jiwa menjadi sesuatu yang produktif. Menulis adalah sarana healing yang efektif.
Baca juga: Rasa Tere Liye
Kekurangan Novel Sesuk
Membaca halaman-halaman pertama novel Sesuk harus sabar. Ceritanya datar. Yang berharap horor atau adegan seru, ia tidak akan menemukan hingga puluhan halaman. Memang tidak seperti cerita Bujang si Babi Hutan dalam novel Pulang, Pergi, Pulang-Pergi, Negeri di Ujung Tanduk, dan Bedebah di Ujung Tanduk. Novel bergenre action itu langsung seru sejak halaman pertama.
Namun, bagi yang sudah mengenal Tere Liye atau membaca beberapa novelnya, ia tahu pasti ceritanya akan seru. Dan benar, sejak hilangnya Bagus, pembaca akan mulai merasakan sensasi deg-degan. Minimal penasaran. Dan hampir semua pembaca tidak bisa menebak dengan tepat siapa Sesuk, siapa ayah, siapa ibu, dan siapa Ragil. Juga siapa bocah mirip Bagus yang terlihat di pohon besar, kebun jagung, dan lantai dua rumah tua.
Kekurangan lainnya menurut saya, novel fantasi –saya kira genre fantasi lebih tepat daripada horor- ini terlalu sempurna menghadirkan karakter robot jika latar waktunya adalah beberapa puluh tahun mendatang. Lho, kok ada robot? Nah, biar tidak penasaran dan bisa menilai itu keunggulan atau kekurangan, silakan baca novel Sesuk Tere Liye ini. [Muchlisin BK]
Baca juga: Kutipan Novel
Identitas Buku
Judul buku: Sesuk
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tanggal Terbit: 24 Agustus 2022
ISBN: 978-623-99878-8-6
Tebal halaman: 327 halaman
Dimensi: 14 x 21 Cm
Berat: 0,4 kg
Kan bocah misterius yg persis dengan bagus yg sering muncul di kebun jagung,rumah gadis dll itu android d10