“Bangun subuh aja telat, gimana mau bangun rumah tangga?”
Itulah tagline utama dari film Cinta Subuh. Ada tiga pasangan yang diceritakan di sini, dengan tokoh utamanya adalah Angga (diperankan oleh Rey Mbayang) dan Ratih (diperankan Dinda Hauw). Angga adalah mahasiswa jurusan Sastra yang jatuh hati pada Ratih, teman sekampusnya. Di sisi lain, ada Arya (diperankan Roger Danuarta), kakak tingkat yang juga menaruh hati pada Ratih, tetapi tidak pernah mendekatinya terang-terangan.
Berbeda dengan Arya yang taat dan saleh, dan memilih untuk langsung datang melamar ketika menyukai wanita, Angga adalah cowok yang mendekati Ratih perlahan sampai cewek berhijab itu jatuh cinta dengan sikap manis dan tulusnya. Ketika mereka berdua semakin dekat, Angga mengajak Ratih untuk berpacaran dengan tujuan pernikahan. Ia menjanjikan akan langsung menikahi Ratih setelah sidang skripsi dan lulus kuliah bersama-sama.
Pacaran syar’i, katanya sih. Ada beberapa poin perjanjian yang harus disepakati mereka dalam berpacaran, seperti tidak boleh ada kontak fisik, saling mengingatkan untuk salat, dan tentunya hubungan itu tidak boleh diketahui orang lain karena Ratih adalah adik dari seorang ustaz.
Di sisi lain, ada teman kos Angga yang bernama Dodi, sedang menjalankan misi untuk mendapatkan restu dari calon mertua. Dodi setipe dengan Arya, begitu menyukai wanita, ia langsung memberanikan diri untuk melamarnya. Ketika melamar itulah, ia diberi syarat oleh calon mertua, harus rajin shalat Subuh dalam waktu yang ditentukan untuk bisa mendapat restu.
Selain itu, ada satu teman dekat Angga, yaitu Gani (diperankan Kemal) yang rajin mengajak Angga salat dan ikut kajian, dan akhirnya kepincut dengan cewek bercadar.
Empat laki-laki ini akhirnya menemukan jalannya masing-masing dalam mendapatkan tambatan hatinya. Penasaran apakah Angga atau Arya yang akhirnya mendapatkan hati Ratih? Dan apakah Dodi bisa memenuhi syarat yang diajukan calon mertuanya? Tonton, deh, filmnya.
Pesan Positif yang Dapet Banget
Bagi para jomblowan/jomblowati, film ini cocok banget untuk menjadi penasihat diri. Jika ingin memulai hubungan yang baik, maka caranya juga harus baik. Pernikahan adalah ikatan suci yang digariskan oleh Allah, maka proses untuk mendapatkan calonnya juga harus dilakukan dengan cara yang suci. Halal. Bukan dengan berpacaran atau TTM-an yang jelas ada unsur khalwat sehingga menjadi haram dalam hukum agama Islam.
Terus gimana kenalnya kalau nggak pake pacaran? Ya, sayang sekali di film ini belum ada pembahasan mengenai bab taaruf. Namun, sudah ada pembahasan tentang cara mengkhitbah wanita. Ketika khitbah sudah disetujui, bisa dilanjutkan dengan perkenalan antarkeluarga, mengenal lebih dalam kepribadian masing-masing (tentunya proses tersebut ditemani keluarga/mahram sehingga tidak akan menimbulkan hal negatif atau syahwat). Atau sebaliknya, saling mengenal dulu, baru khitbah bisa dilakukan.
Selain meluruskan mengenai pemahaman pacaran syar’i yang tidak ada dalam agama, film ini juga mengajarkan betapa pentingnya salat Subuh. Subuh adalah salat yang paling susah dijalankan karena waktunya yang terlalu pagi, apalagi buat orang tipe night owl yang tidurnya malam-malam, pasti subuhnya banyak telatnya. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Allah sudah mensyariatkan, tinggal kita berusaha menjalankan.
Di dalam salat Subuh, ada begitu banyak keutamaan. Peradaban Islam dibangun dengan baik karena umat Islam bangun pagi. Di pagi hari, ada begitu banyak keberkahan, salah satunya dalam salat Subuh berjamaah. Sampai di dalam film ini, digambarkan bahwa ketika salat Subuh dipenuhi dengan baik, maka urusan-urusan kita juga akan dipermudah dengan sendirinya (tentu tanpa mengabaikan salat wajib lainnya).
Akting Para Pemain Cukup Mumpuni
Mungkin yang aktingnya terlihat masih kurang adalah Adiba Khanza (pemeran Aghnia, gadis yang dilamar oleh Dodi), tetapi karena ia bukan bintang utama dan hanya muncul sesekali, itu tidak terlalu berpengaruh dengan alur film.
Akting pemain lainnya sangat layak ditonton. Terlihat benar-benar murni dan tidak dibuat-buat. Karakter masing-masing tergambarkan dengan kuat. Seperti karakter Ustaz Sapta (diperankan Dimas Seto) yang keras terhadap upaya pelaksanaan syariat, sampai ia begitu marah saat tahu adiknya pacaran, tetapi bersamaan dengan itu sangat lembut pada istrinya. Begitu pula karakter Angga yang selengekan, suka bercanda garing, gombal pula (gaya-gayanya persis kebanyakan anak Sastra deh). Karakter-karakter sampingan pun juga memerankan bagiannya dengan baik, sehingga film ini tidak hanya berisi romantisme, tetapi juga bumbu komedi dan kekeluargaan.
Kalau kalian para cewek adalah penggemar Rey Mbayang, wajib deh nonton ini. Saya nggak berekspektasi terlalu besar pada aktingnya, saya pikir akan sama seperti ketika nonton filmnya Hamas Syahid yang aktingnya tidak terlalu mengena. Namun, ternyata saya salah. Rey pemain film yang cukup baik, aktingnya tampak alami dan mengena (apa karena akting sama istri sendiri? Haha). Mungkin sebagian penggemar bakal baper sendiri dengan kisah Angga yang diperankan Rey di sini.
Recommended
Dibandingkan nonton film setan yang banyak membawa unsur kesyirikan di dalamnya, saya menganjurkan anak-anak muda (terutama yang belum menikah) buat nonton ini aja. Ada banyak hal yang bisa kita petik di dalamnya. Mari kita membangun kebiasaan untuk melihat dan mendengar hal-hal yang baik, karena diri kita adalah seperti apa yang kita lihat dan dengar. Sekian review dariku, kalau ada tambahan, kalian bisa berkomentar ya!