Mei, 22, 2025. 07.30 WIB
Sebuah tulisan tangan pada kaca belakang mobil yang berdebu. “Kirim Al Fatihah!” Semula aku hanya mengira itu hanya canda Cak Sukir yang mengingatkan untuk tidak lupa dzikir pagi serta mengirimkan Al Fatihah untuk seluruh almarhum keluarga yang sudah meninggal terutama mama. Tapi hal tersebut terbantahkan segera ketika aku menanyakan langsung kepada yang bersangkutan tentang hal tersebut.
“Suwon lho dielengke kirim Al Fatihah karo tulisan neng montor”, ucapku saat itu. “Ora wong aku wae urung wudhu kok, iki wae isih sarapan. Dudu aku kok, biasane yo aku ngaji sek baru ubrak-ubrak”, balas Cak Sukir.
Akhirnya aku acuhkan tulisan pengingat tersebut dan berpendapat bahwa mungkin teman lainnya yang menuliskannya untuk sekedar mengingatkan kirim doa, maklum karena hari ini hari Kamis. Hari di mana sering umat Islam mengirimkan doa atau mengkhususkan membacakan surat Yasin bersama untuk almarhum dan almarhumah keluarga yang telah meninggal dunia.
Mei,22, 2025 12.00 WIB
Sebuah pesan singkat melalui SMS (surat masa singkat) yang bertuliskan Kirim Al Fatihah. Tetapi yang mengherankan bagiku adalah pesan ini lewat pesan singkat dari nomor yang tak bisa terdeteksi, padahal di jaman yang sudah maju ini mengirimkan pesan biasanya lewat WA (whatsapp massage).
Sempat bertanya dalam hati kecil, siapa yang mengirimkan pesan singkat tersebut? karena banyak anak-anak office boys yang belum tahu nomorku. “Alhamdulillah ada yang selalu mengingatkan,” hanya ucapan itu yang terucap, tanpa mengingat ingat lagi siapa yang mengirimkan pesan singkat tersebut.
Selepas ibadah sholat dhuhur, berdzikir dan berdoa serta mengirimkan sepucuk doa untuk almarhum Mama dan keluarga yang meninggal, tiba-tiba ada smartphone bergetar tetapi kali ini bukan SMS, voice note. Dan anehnya itu bukan lewat WA atau applikasi pesan lainnya, tetapi lewat perekam suara yang seperti terbuka aplikasinya dengan sengaja. Saat aku dengarkan lirih suara itu seperti suara wanita yang terdengar lembut, “Kirimi aku Al Fatihah”.
Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi mengingat hampir separuh hari ini aku tak lepas dari smartphoneku. Dan tiba-tiba ada seseorang yang sepertinya merekam suaranya di smartphone. Aneh…. Kemudian aku mencoba mengingat apakah semalam istriku memakai smartphone milikku, tapi segera aku menepisnya mengingat semalam aku tertidur dengan posisi tangan kiri memegang Hp di tangan kiri yang tertindih bantal.
Mencoba menganalisa siapa gerangan di balik pesan dan semua ini. Wanita yang pasti kemudian meminta aku mengirimkan bacaan surat Al Fatihah. Kalaupun teman atau sahabat mungkin saja tetapi siapa, bahkan voice note yang bukan pesan. tidak mungkin juga seseorang menggunakan smartphoneku saat aku tertidur. “Ah…sudahlah”, batinku sambil mengingat adakah anggota keluarga yang belum aku kirimkan surat Al ɓɓ saat sholat dhuhur dan dzikir pagi tadi.
Mei,22,2025 15.20 WIB
Penulis; Dhe One, Anggota FLP Sidoarjo





