Penjual Buku Bisa Plesir Gratis ke Luar Negeri

123
Flpjatim.com,- Sejujurnya saya bingung, sering kali orang under estimate sama penjual buku. Mereka pikir profesi jualan ini tidak bisa menjanjikan apa-apa, apalagi bisa plesir ke luar negeri. Hehe, mungkin ya karena dikira cuma jualan saja. 
Ya, kalau sekedar menawarkan barang, lalu ada yang membeli kemudian dapat untung, siapapun bisa berjualan. Tapi seorang penjual buku itu menurut saya harus beda, karena yang dijual adalah ilmu jadi ia harus tampil elegan, punya otak yang cemerlang, ide-ide menantang dan harus jadi tempat curhat yang kondang. 
Penjual Buku Bisa Plesir Gratis ke Luar Negeri

Penjual Buku Bisa Plesir Gratis ke Luar Negeri

Banyak orang yang kaget ketika tahun 2016 saya berangkat umroh sendirian. Ya, sendirian karena belum ada pasangan (jangan ketawa). Kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan sakti macam begini “Cuma jualan buku ini, kok bisa berangkat umroh, sih?”. 
Tepat tiga tahun setelahnya, dengan izin Allah saya bisa jalan-jalan ke Turki, gratis, tis. Sama seperti berangkat umroh, ke Turkipun saya masih sendiri. Dan tahun ini, rezeki untuk jalan ke luar negeri datang lagi, bahkan saya dapat dua tiket gratis dengan destinasi Jepang. MaasyaAllah negara impian. 
Lalu pertanyaan sakti itu muncul kembali, bahkan saya diminta menuliskan khusus agar tak ada yang antri bertanya lagi dan lagi. Baik, pada tulisan ini saya coba bocorkan tips penjual buku bisa jalan ke luar negeri : 

1. Niat Jualan Buku

Niat jualan buku : niat ini tak perlu kita ucapkan, cukup tanamkan kuat-kuat dalam hati bahwa dengan berjualan itu berarti kita bisa membantu banyak orang. Sepakat, ya semua, setiap pekerjaan baik, harus diawali dengan niat yang baik. Sama dengan pekerjaan lainnya, menjual buku juga banyak tantangannya, banyak resikonya tapi tak kalah banyak keuntungannya. 
Maka siapkan hati kita untuk selalu menjaga niat atau memperbaharuinya saat ujian datang melanda. Ingat, yang kita jual adalah ilmu, sumbernya langsung dari Allah, Rosul, dan para ulama terdahulu. 

2. Tata Mimpimu Sendiri

Tata mimpimu sendiri : Penjual buku itu jangan cuma bisa menawarkan dan menjual saja, profesi ini menuntut kita untuk rajin membaca. Dari membaca biasanya akan muncul gairah untuk melancong ke beberapa tempat yang pernah kita baca. Contohnya saya, nih, setelah membaca sebuah buku berjudul “Mengenal Pribadi Agung Nabi MUhammad” yang isinya All about Rasulullah bahkan menggambarkan benda-benda peninggalan beliau yang sampai saat ini tersimpan di museum Topkapi Turki. 
Dari buku ini kemudian saya bisa menata mimpi-mimpi, menuliskannya di tahun 2017 dan impian ke Turki terwujud di tahun 2019. Mimpi itu gratis, tidak pakai S&K, non anggaran juga. Jadi bermimpilah untuk kebaikanmu dan orang-orang yang kamu cintai. 

3. Pupuk Mimpi Dengan Aksi

Pupuk mimpi dengan aksi : Nah, sekarang saya akan sampaikan soal ikhtiar atau usaha. Ya, karena punya impian ke luar negeri, tak mungkin juga saya hanya diam menunggu tiket gratis dari orang. Ini juga yang perlu kita ketahui, bahwa setiap orang pasti beda-beda memilih jalan ikhtiarnya. Saya punya teman yang dia punya impian yang sama, ia memilih untuk rajin mencari informasi beasiswa, menambah ilmu dan ikut tes kuliah di luar negeri. 
Taqdir Allah, ia mampu selesaikan S2 di Malaysia dan S3 di Turki pada tahun ini. Tapi saya, memilih jalan yang berbeda, selain bisa ke luar negeri, saya tetap ingin menjadi pendidik di desa. Jadi jalan yang saya pilih adalah mencari bonus atau reward dari penjualan buku, hingga akhirnya Allah pertemukan dengan penerbit buku Sygma Daya Insani yang memberikan reward tahunan bagi resellernya untuk jalan-jalan ke luar negeri. Sejak itu, saya mulai sering membaca buku bisnis dan diperkuat dengan aksi-aksi penjualan buku yang anti mainstream hingga akhirnya bisa menembus reward jalan-jalan ke luar negeri. 
Senang juga karena di Sygma saya tak sendiri, ada banyak sekali pakar pendidikan, psikolog, penyuluh pertanian, ibu rumah tangga, driver OJOL, dokter dan juga anggota dewan, sehingga saya juga bisa menyerap ilmu lebih banyak dari mereka. Interaksi inilah yang kemudian menuntut saya untuk juga bisa seperti mereka, tetap menjalankan peran sebagai guru sekaligus mensyiarkan buku-buku yang bermutu. Mau tahu, siapa wasilah dibalik saya mengenal buku-buku Sygma ini? Dia adalah Ibu Guru Umi, wanita sholehah nan cantik dari FLP Jombang. 

4. Minta Doa dan Mendoakan

Minta doa dan mendoakan : Kita beriman pada Allah yang punya segalanya, soal usaha memang tugas kita, tapi hasil akhir hanya Allah yang berkuasa. Dengan berdoa, Allah tahu bahwa kita sangat butuh dan menginginkan sesuatu. Berdoa juga akan mempermudah usaha maksimal kita. Sama seperti mimpi, berdoa itu gratis, jadi rajinlah berdoa apalagi diwaktu-waktu mustajab. Satu hal mungkin yang sampai saat ini sering saya lakukan, apalagi kalau dalam perjalanan, bertemu ulama atau berbincang dengan orang yang berpuasa, tak ada gengsi bagi saya untuk selalu minta didoakan. 
Selain berdoa dan meminta doa, jangan pernah lupa untuk mendoakan orang lain, karena ketika diam-diam kita mendoakan seseorang itu sebenarnya adalah hadiah terindah untuk kita dan orang lain. Kalau merasa belum yakin? Coba saja dulu, lalu rasakan amazingnya doa setelah kita mencobanya. 
5. Bisnis Sosail
Bisnis sosial : Sudah sering mungkin ya, kita membaca kisah Nabi Muhammad, Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Bakar Ash Syiddiq dan para sahabat lainnya. Bisnis mereka menjadi berkembang bukan hanya soal punya modal besar tapi salah satu kuncinya adalah bisnis sosial. Ya, bisnis mereka bukan soal jual beli saja tapi lebih pada pemberdayaan ekonomi ummat. Keuntungan yang mereka dapat bukan semata untuk disimpan atau dimakan sendiri, tapi lebih banyak disedekahkan di jalan Allah. 
Kita ambil contoh Khalifah Abu Bakar, sebagian besar hartanya digunakan untuk menopang dakwah Islam, beliau adalah pedagang yang juga ahli sedekah serta mendapat pujian dari Rasulullah, “Tak ada harta yang memberi manfaat kepadaku lebih besar selain yang diberikan Abu Bakar.”. Lalu pada diri Abdurrahman bin ‘Auf, pebisnis ini nampak gelisah karena hartanya yang berlimpah, hingga akhirnya beliau membagi tiga bagian hartanya, sepertiga untuk melunasi hutang saudara seiman, sepertiganya lagi untuk memberi mereka pinjaman dan sepertiganya lagi untuk modal perniagaan. 
Nah, sekarang, siapkah kita menjadi pebisbis seperti ini? Tidak hanya memikirkan perut sendiri tapi juga bisa menjadi jalan untuk membahagiakan orang lain. 
Lima poin ini yang berusaha saya jalankan sampai saat ini. Jika serius mau ke luar negeri gratis, ayuk pilih jalan ikhtiar semampumu. Ingat, Allah sesuai dengan prasangka hambaNya, saya hanya mengajak untuk berusaha dan saya sudah membuktikannya. 
Oh, ada yang mau tahu aksi anti mainstream saya jualan buku Sygma? Ketik di kolom komentar, ya! Jika banyak yang minat, insyaAllah segera saya minta tolong admin untuk post tulisan berikutnya.
Profile Penulis:

Amiris Sholehah Divisi Jarcab FLP Jawa Timur

Konten sebelumnya5 Tips Agar Produktif Menulis
Konten berikutnyaApa Kabar Gadis?

11 KOMENTAR

  1. Mbak Miyo 😍 Semoga Allah taqdirkan bisa ke Jepun tahun ini. Gpp deh, gak liat sakura asal bisa melihat langsung keindahan kota di Tsukuba. Biar nggak cuma mupeng saat lihat postingan di IG aja 😀

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini