Sirine tanda kebakaran kembali berbunyi nyaring. Derap langkah kaki belasan petugas bergegas menuju truk pemadam kebakaran, termasuk Samidi. Mereka kemudian bergerak menuju lokasi kejadian. Rumah susun lantai 5 tampak dipenuhi asap tebal. Seorang wanita muda menyambut Samidi histeris. Ia meminta tolong untuk menyelamatkan ibunya yang terbaring sakit.
Para petugas terus menyemprotkan air dari truk pemadam kebakaran ke beberapa titik kobaran api. Samidi dan seorang rekannya bergegas menaiki tangga menuju lantai 5. Keduanya berpencar menyisir TKP, mencari korban yang masih terjebak dalam kobaran api. Mata Samidi lantas menangkap sosok wanita baya yang tergeletak lemah di lantai. Nenek itu tampak kesulitan bernapas. Samidi bergegas membopong sang nenek.
Naas, beberapa orang yang Samidi kenal ternyata juga menjadi korban dalam kebakaran itu. Ia lantas pergi ke rumah sakit dan bergegas menuju ke sebuah ruangan. Seseorang telah terbujur kaku dengan luka bakar yang memenuhi sebagian besar tubuhnya. Samidi melihat wajah korban yang tampak mengerikan. Sesuatu tiba-tiba menyengat otaknya. Karena iba melihat kondisi sang nenek, Samidi melepas penutup kepala berlapis kaca bening yang dipakainya. Ia memakaikan penutup kepala yang terhubung dengan tabung oksigen itu pada sang nenek. Lalu, ia meminta tolong pada rekannya untuk membopong nenek itu. Sisanya ia tak ingat lagi karena asap tebal semakin memenuhi rongga pernapasannya. Samidi batuk-batuk dan jatuh tersungkur. []