Flpjatim.com,- Persewaan buku pernah menjadi surga kecil yang biasanya berada begitu dekat dengan sekolah atau kampus. Ketika gerakan literasi masih belum dikenalkan secara meluas persewaan buku sudah menjadi sudut baca yang ramai pengunjung. Sepulang belajar di kelas, persewaan buku menjadi salah satu tujuan utama pelajar dan mahasiswa pada masa itu. Koleksi bacaan paling banyak dijumpai di persewaan buku biasanya komik, novel, atau tenlit. Lapak persewaan buku biasanya hanya berupa satu atau dua kios yang disetiap sisi dindingnya dipenuhi buku.
Perubahan tak bisa dipungkiri. Sekarang hampir setiap orang punya gawai yang bisa mengakses puluhan juta bacaan. Kualitas bacaan dari segi isi atau visual juga terus meningkat. Sementara persewaan buku masih alakadarnya. Sebagai sebuah usaha, tak mungkin juga pemilik penyewaan mengorbankan omsetnya hanya untuk menyediakan bacaan-bacaan terbaru.
Dengan keterbatasan tersebut sudah bisa diperkirakan pengunjung semakin berkurang begitu juga pemasukan yang diterima pemilik hingga terpaksa menutup lapaknya, seperti yang terjadi beberapa tahun belakangan. Rata-rata pemilik persewaan menjual koleksinya secara paketan dengan harga murah yang akan mereka gunakan sebagai modal membuka usaha baru.
Persewaan buku bukan melulu soal buku dan pengunjungnya. Ada banyak hal yang bisa dikisahkan. Dengan menyisihkan 500 rupiah sudah bisa menyewa komik Naruto atau Detektif Conan. Beberapa teman sekolah dulu sering berebut antrian untuk menyewa seri komik Naruto terbaru. Bahkan ada juga yang berusaha merayu pemilik untuk dengan membayar uang sewa di awal. Didenda karena telat membayar atau mengganti buku yang hilang sudah seperti hal yang lumrah. Mungkin kala itu juga ada yang bertemu calon jodohnya di persewaan buku. Cerita-cerita tersebut bisa dijadikan memoar dalam ingatan.
Mungkin generasi 90an adalah yang paling merasa bersyukur bahwa pernah mendapat hiburan dan asupan imajinasi dari persewaan buku. Mungkin hal itu bisa diceritakan kepada anak cucu kelak. Memori dalam ingatan takkan pernah terkubur sepenuhnya, tinggal bagaimana menemukan cara menggalinya kembali.
Masih adakah persewaan buku di kotamu? Jika masih ada coba sewalah beberapa buku dan kembalikan tepat waktu.
Tidak ada persewaan buku hari ini, tapi bisa diwujudkan dalam bentuk lain. Taman baca, perpstakaan desa, perpustakaan keliling, dan kafe perpustakaan mungkin wujud lain dari persewaan buku itu.
Profil Penulis:
M Ziyan Takhqiqi Arsyad, Penulis adalah anggota FLP Kediri Raya dan Mahasiswa Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Malang