Musyawarah Cabang FLP Sidoarjo

86
FLP Jatim.com,- Ahad, 15 Maret 2020, Ashilova menjadi saksi atas berpindahnya kepemimpinan dari Ika Safitri kepada Novi Larasati. Di ruangan 4×8 meter itu dilakukan perhelatan besar Muscab FLP Sidoarjo. Telah tertata kursi, dan meja di depan, dan beberapa anggota FLP yang duduk lesehan di lantai. Acara yang jadwalkan pukul 08.00, baru dimulai pukul 09.30 WIB.

Acara diawali dengan dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban kepengurusan 2018-2020, Ika Safitri dan beberapa orang yang mewakili tiap divisi. LPJ diterima oleh audience tanpa syarat ataupun revisi, hanya ada koreksi karena audience tidak diberi kopian LPJ hanya keuangan saja yang diberikan. 

Sebelum agaenda Muscab dilaksanakan agar suasana tidak tegang, pihak panitia mengumumkan Pena Award FLP Sidoarjo. Pena Award bukan diambil dari novel terbaik, Kumcer ataupun penulisan non fiksi, tetapi ketagorinya adalah anggota FLP Sidoarjo terkreatif, tersemangat, terproduktif dan menginspirasi. Untuk anggota FLP terkreatif, nominatornya Ely Puspitaningrum, Sridaningsih, Rahma Barokah, Kyota Hamzah, Fauzi. 
Dan yang paling kreatif diraih oleh Kyota Hamzah. Kategori kedua anggota FLP Sidoarjo terproduktif, dengan nominatornya Rolis Awang Widodo, Yunita Purnamasari, Ajeng Maharani, Niswa Hikmah, dan anggota FLP Sidoarjo terproduktif diraih oleh Yunita Purnamasari. Sedangkan kategori ketiga, Anggota FLP Sidoarjo tersemangat, dengan nominator Ida Royati, Novita, Ika Nurmaya, Supriyanto dan Mega Anindya, dan peraih Anggota FLP sidoarjo tersemangat adalah Supriyanto. Terakhir anggota FLP Sidoarjo menginspirasi, nominatornya Novi larasati, Tyas, Nurina, Vanda Arie, dan silvia, dan pemenangnya adalah Vanda Arie, Pemenang IBF awards kategori Non fiksi anak tahun 2020. Dan tak lupa ibu Ketua Ika Safitri mendapat penghargaan spesial atas dedikasinya selama 4 tahun memimpin FLP Sidoarjo. 

Acara dilanjutkan dengan Muscab. Dalam muscab terdapat 4 calon yang diajukan Novi larasati, Niswa Hikmah, Ajeng Maharani dan Welly. Niswa hikmah menyatakan tidak bersedia karena merasa masih sangat muda, dan anggota FLP Sidoarjo beragam dari ibu-ibu yang umurnya lebih dari 40 tahun, ibu rumah tangga, guru, mahasiswa, pekerja dan pelajar, dia khawatir tidak bisa menjembati usia yang beragam tersebut. Akhirnya hanya tinggal 3 orang. 

Untuk memilih salah satu dari mereka, diadakan musyawarah. Ketika dilakukan musyawarah semua calon ketua keluar ruangan. Namun dalam musyawarah tidak ada kata mufakat karena tiap kepala punya pertimbangan masing-masing akan kompetensi 3 calon tersebut. Maka alternatif terakhir yaitu dengan melakukan voting. Dalam voting tersebut Novi Larasati mendapat 18 suara, Welly mendapat 3 suara sedangkan Ajeng Maharani mendapat 5 suara. Dan dipastikan Novi larasati yang menjadi ketua FLP Sidoarjo periode 2020 – 2022.

Dalam pidoto perdananya Novi Larasati meminta kepada seluruh anggota FLP Sidoarjo untuk membantunya mengemban amanah ini. Apalah artinya seorang ketua tanpa anggota-anggota yang tidak solid, oleh karena itu dia mengharap FLP Sidoarjo tetap solid dan kompak. Dia juga menyampaikan bahwa FLP tidak hanya sekedar organisasi kepenulisan, dia berharap dengan kepenulisan ini akan mengubah kepribadian menjadi lebih baik. Dan terakhir dia bertekad untuk menjadikan FLP lebih baik lagi dengan mengawal 3 pilar FLP dan mempertahan predikat FLP terpuji dikalangan Jatim serta menjadi FLP terbaik di pusat.
Konten sebelumnyaCatatan Muscab dan Turba FLP Jember: Sejarah Baru Mengubah Tradisi Kepemimpinan Lama
Konten berikutnya[Cerpen] Sehabis Ombak Menerjang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini