Titipan Itu Bernama Amanah

Amanah Tak Sekadar Tentang Janji

270
titipan itu bernama amanah
ilustrasi (pinterest)

Ternyata menjaga amanah itu jauh lebih sulit daripada kali pertama kita memutuskan untuk menerimanya. Setiap orang pasti memiliki sebuah atau beberapa pilihan. Bisakah kita bertahan sampai akhir dengan keputusan yang telah kita ambil? Sebab dengan menerima sebuah amanah, sama halnya kita telah mengikrarkan sebuah janji untuk menjaga, melindungi, berusaha melaksanakan sebaik mungkin, dan bertanggung jawab penuh atas amanah tersebut. Bila tidak, tentu saja kita yang akan merugi dan bisa jadi orang lain juga akan merugi pula. Bahkan setiap orang yang tidak bisa menjaga amanah, ia bisa dianggap tidak jujur, tidak dapat dipercaya, dan akibatnya orang lain tidak akan mau memercayakan sesuatu lagi kepadanya.

Jika amanah itu sudah kita pilih atau kita terima, maka kewajiban harus ditunaikan, tanggung jawab harus dipikul, dan tugas harus dilaksanakan sebaik mungkin. Lalu bagaimana ketika dalam perjalanannya, tiba-tiba kita merasa sangat berat sekali membawa amanah itu, mulai lelah, merasa tidak sanggup lagi, dan terkadang punya pikiran untuk kabur begitu saja? Maka tarik napas lebih dalam, rileks. Mulailah juga berpikir secara jernih, melihat lagi lebih dalam tujuan dan niat kita menerima amanah tersebut. Sebab berawal dari dipaksa, terpaksa, atau atas kemauan sendiri, keputusan menerima amanah itu tetaplah berasal dari diri kita sendiri. Tentu saja hal itu sepaket dengan tanggung jawab dan konsekuensi yang mengikutinya.

Ingatlah tentang hal ini, apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Jika kita memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita.


Amanah tak sekadar berkaitan dengan janji yang harus ditepati. Tak hanya tentang orang yang tidak menepati janjinya berarti ia tidak amanah. Namun amanah bermakna luas, amanah adalah bagaimana bertanggung jawab dengan sesuatu yang sudah dipercayakan atau dititipkan kepada kita. Ketika sudah menerima sebuah amanah, kita tidak boleh lalai atau dengan sengaja menyia-nyiakan amanah tersebut. Apalagi sifat amanah adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki para rasul. Sebagai seorang muslim, tentu sudah seharusnya kita terus berusaha yang terbaik untuk menjadikannya panutan.

Amanah biasa dikaitkan dengan kepemimpinan, kendati demikian pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin atas dirinya sendiri. Jika seseorang tak bisa menjaga kepercayaan yang diberikan kepada dirinya sendiri, bagaimana ia akan menjaga amanah yang menyangkut kepentingan banyak orang.

Dalam sebuah organisasi, jabatan adalah amanah. Bukan hanya jabatan sebagai pemimpin, tetapi seluruh jabatan yang ada di organisasi tersebut. Amanah tidak melihat jenis jabatan, amanah adalah tentang bentuk tanggung jawab atas jabatan yang sudah diterima. Amanah juga bukan tentang gaji, tetapi tentang hati nurani. Bekerjalah dengan hati, sebab kesuksesan dan kebermanfaatan akan suatu hal akan didapatkan oleh meraka yang memiliki ketetapan hati yang teguh.

Berat memang, apalagi orang-orang yang sudah memutuskan untuk menerima amanah pada organisasi yang tak bergaji alias nonprofit, entah sudah mengetahui hal itu dari awal atau pada perjalanan menerima amanah tersebut. Lalu apakah hal itu bisa dijadikan alasan untuk lalai pada amanah yang sudah kita terima? Tentu saja tidak. Suka atau tidak, pada akhirnya semua yang sudah kita kerjakan akan dipertanggungjawabkan masing-masing, baik pada diri sendiri, maupun pemimpin atau atasan kita. Dan yang paling utama adalah tanggung jawab kepada Rabb yang sudah mengatur sedemikian hal yang terbaik untuk kita.

Teruntuk yang pundaknya sedang dititipkan amanah, percayalah bahwa segala sesuatu yang sudah dititipkan kepada kita sudah sesuai porsinya, maka jangan jadikan amanah itu sebagai beban yang bisa menghambat tujuan untuk memberikan kemaslahatan bagi umat. Jadikan amanah itu sebagai proses diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amanah memang berat, tetapi kita harus kuat. Sebab dengan amanah itu, Allah pasti mendatangkan kebaikan untuk kita.

Konten sebelumnyaGaleri Foto Gelar Wicara Menulis Semudah Curhat
Konten berikutnyaPengalaman Naik Bus Trans Jatim: Jadwal, Halte, Tarif, Cara Naiknya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini