Turba Pertama FLP Jatim: Dari Mengenal Hingga Meminang

151
Turba Pertama FLP Jatim: Dari Mengenal Hingga Meminang
Salah satu program FLP Jatim adalah Turun ke Bawah, biasa disingkat Turba. Program ini dilakukan untuk pendampingan, pemantauan, dan sharing pengalaman demi kebaikan FLP Jawa Timur ke depan. Turba pertama kami adalah Lumajang, Jember, dan Bondowoso.
Rencananya Turba ini diikuti oleh lima pengurus Jatim yaitu Pak Rafif, saya, Pak Muhsin, Pak Nun, dan Nur. Namun karena ada halangan jadi yang Turba hanya Pak Rafif, saya, dan Nur.
Perjalanan dimulai Sabtu, 14 November 2015 pukul 13.30 dari terminal Bungurasih Surabaya. 
Karena saya berangkat dari rumah Sumberpucung, jadi hari itu saya berangkat jam 08.00 menuju kos saya di Surabaya. Sebelum berkumpul di Bungurasih terus ke Lumajang. Perjalanan yang wow bagi saya, sekitar sembilan jam berada di atas bis.

Lumajang

Kami sampai di rumah Nur di Klakah sekitar pukul 17.00. Sampai sana kami ngobrol dengan keluarga Nur, istirahat sejenak, dan bersih-bersih diri. Agar kedatangan kami di Lumajang maksimal, saya menghubungi Mbak Novi calon ketua FLP Lumajang untuk menawarkan pertemuan ba’da Maghrib dengan tim FLP Lumajang. Karena besok pasti personil FLP Lumajang fokus ke acara launching FLP Lumajang. Gayung bersambut, ba’da Maghrib kami dijemput Pak Ribut –yang ternyata adalah teman Pak Rafif d UNEJ- untuk meluncur ke rumah Mbak Novi di Kota Lumajang.
Menurut perkiraan, kami sampai rumah Mbak Istina dalam waktu 45 menit. Namun karena ada adegan nyasar, lebih tepatnya saya dan Nur terpisah dari Pak Rafif dan Ribut, perjalanan membutuhkan lebih banyak waktu. Pukul 20.00 kami sampai di rumah Mbak Novi. Selama kurang lebih satu jam kami sharing tentang FLP, suka duka, harapan, trik agar aktif dan produktif, serta motivasi bagi pengurus baru.
Turba Pertama FLP Jatim: Dari Mengenal Hingga Meminang
Sharing bersama FLP Lumajang
Keesokan harinya, pukul 07.00 kami siap dan menunggu panitia yang berprofesi sebagai dokter. Karena pagi itu ada jadwal visit, agenda penjemputan mundur.  Kami menunggu panita sambil rapat kecil FLP Jatim, membicarakan beberapa program yang belum jalan.
Alhamdulillah sekitar pukul 09.00 panitia datang, kami meluncur mengambil tumpeng kemudian ke Warung Kembang (Warkem) tempat launching FLP Lumajang.
Bagi FLP Lumajang. tanggal 15 November 2015 menjadi hari bersejarah, karena tanggal tersebut FLP Lumajang diresmikan, dengan kata lain cabang di FLP Jatim bertambah. Terimakasih kepada Mbak Novi Istina yang bersedia menjadi ketua FLP Lumajang. Mb Novi ini bukan perempuan sebarangan, beliau adalah pendiri sekaligus ketua FLP Ranting Universitas Negeri Malang pertama pada tahun 2005. Saat itu awal kami berjuang di FLP UM, Mbak Novi sebagai ketua dan saya sebagai sekretaris. Jadi ketika beliau tinggal di Lumajang dan mau buat FLP Lumajang, saya langsung mengiyakan dan menyampaikan hal ini kepada Ketua FLP Jatim.
 

Tumpeng untuk peresmian FLP Lumajang

Sambutan dan pembacaan SK pembentukan FLP Lumajang

Serah terima jabatan

pemotongan tumpeng oleh Pak Rafif

serah terima tumpeng Ketua FLP Jatim ke FLP Lumajang

Serah terima tumpeng FLP Lumajang ke Pak Iwan (Owner Warkem)
Pengurus FLP Lumajang feat FLP Jatim
Sambutan Ketua FLP Lumajang

Jember

Selesai dari Lumajang, kami meluncur ke Jember dengan naik bis, kemudian dijemput Rifka dan Rizkon FLP Jember di terminal.
Karena jadwal mundur kurang lebih tiga jam, acara FLP jember dan Bondowoso kami jadikan satu di Bondowoso. So, setelah sampai Jember (baca: setelah dapat pinjaman motor di Pak Syahrizal) kami meluncur ke Bondowoso dengan naik motor.
Rencana makan bakso kabut seperti yang ditawarkan Rifka sepertinya harus ditunda. Ini berarti harus ke Jember lagi hehe.


Bondowoso 


Di Bondowoso kami berkumpul di rumah Mbak Diana, ketua FLP Bondowoso. Di rumah Mbak Diana kami disambut dengan hidangan makan siang yang masha Allah. Terimakasih Mbak Diana.
Acara sharing FLP Jember-Bondowoso diwakili oleh Rifka Ketua FLP Jember, Riskon FLP Jember, Mbak Diana Ketua FLP Bondowoso, dan Ridho FLP Bondowoso.

Setelah makan kami memulai acara. Mbak Diana menceritakan pengalaman selama menjadi ketua FLP Bondowoso, beliau menyampaikan kalau beliau sudah lama mengemban amanah dan saat ini ada beberapa amanah.

Mendengar cerita Mbak Diana, saya dan Pak Rafif melamar Ridho untuk menjadi ketua FLP Bondowoso, alhamdulillah rayuan kami berhasil membuat Ridho berkata, “ya”.

 

Serah terima Semangka “Semangat Kakak” sebagai simbolis pengukuhan Ridho sebagai Ketua FLP Bondowoso
Setelah membahas FLP Bondowoso, kami membahas FLP Jember. Rifka cerita panjang lebar tentang masalah di Jember yang terpacu pada komitmen dan jumlah SDM. Dua masalah ini tidak hanya dialami Jember, hampir semua FLP pernah mengalami hal yang sama. Kami pun mendiskusikan jalan keluar untuk FLP Bondowoso dan FLP Jember.
Mendengar curhatan teman-teman tentang masalah yang dialami FLP masing-masing, hati saya gembira. Hal ini menunjukan kalau mereka bergerak dan terus mencoba bagaimana cara menghidupkan FLP daerah masing-masing. Hati saya takjub, karena meski keterbatasan personil mereka tetap semangat membangun FLP. Teman-teman, Allah akan membalas kebaikan teman-teman dengan kebaikan yang berlipat. Senang rasanya bertemu dengan teman seperjuangan di belahan bumi Allah yang lain. 

copas dari duniazie.com

Konten sebelumnyaPerjalanan Tiga Kota; Dari Tumpeng Hingga Semangka
Konten berikutnyaKunjungan Dadakan ke FLP Bangkalan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini