Penyesalan Tar-Tar

78

Hujan begitu deras mengguyur pulau Peleng Sulawesi. Mengakibatkan banjir dimana-dimana. Semua binatang berdiam diri di tempat masing-masing.

Kecuali Tar-tar Tarsius Karena binatang malam, dia tetap santai tidur, tidak mempedulikan kehebohan binatang lain yang bingung tidak bisa mencari makan. Dengkurannya pun semakin melengking keras.

Langit sudah mulai gelap, hujan mulai reda. Tar-tar terbangun karena merasa perutnya lapar. Ia bergeliat di atas pohon tempatnya tidur.

Tar-Tar tak bisa melihat satu pun binatang. Malam itu sangat sepi. Ia mulai beranjak dari tempatnya.

Tubuh yang mungil dan juga pandai melompat, memudahkan Tar-Tar pindah dari pohon ke pohon yang lain.

“Tar-Tar…!” teriak Kela Kelelawar dari jauh.

“Eh Kela, ayo kita cari makan di tempat biasa,” ajak Tar-Tar.

“Malam ini jangan ke sana dulu, di sana banjir,” kata Koko Katak.

“Atau mencari makan di sekitar sini saja,” kata Kela mengingatkan.

Tar-Tar tak menghiraukan perkataan Kela, Ia tetap pergi. Di tengah jalan Tar-Tar berjumpa dengan Han, Burung Hantu sedang bertengger di pohon mahoni.

“Tar-Tar, kamu mau kemana?” tanya Han.

“Aku mau mencari makan, ayo ikut!” ajak Tar-Tar.

“Sebaiknya kamu kembali, pohon-pohon licin setelah hujan nanti kakimu tergelincir. Di sana juga banjir, ” kata Han mengingatkan.

“Tidak perlu khawatir Han, dengan kepalaku yang bisa berputar 180 derajat dan mata tajam ini, aku tidak akan tergelincir,” kata Tar-Tar membanggakan diri.

Tar-Tar pun meninggalkan Han dan melanjutkan perjalanan. Karena lompatannya yang terlalu cepat, tubuhnya jadi tidak seimbang akhirnya ia tergelincir dari atas pohon.

“Byuuurrr…,” Tar-Tar terjebur ke air.

“Tolong… !Tolong… !” Teriak Tar-Tar meminta bantuan.

Beruntung ada Koko Katak mendengar teriakannya, lalu ia berenang menolongnya.

“Terimakasih Koko,” ucap Tar-Tar sambil memegangi kakinya.

“Sama-sama. Sepertinya kakimu terluka,” kata Koko.

Koko pun mengantarkan pulang, dengan membopong badan Ta-Tar, kemudian melompat pelan bersama. Tar-Tar termasuk binatang unik tidak bisa berjalan di atas tanah, ia harus melompat jika di atas tanah. 

Setelah tergelincir dari atas pohon, Tar-Tar tidak bisa kemana-kemana. Sebab Kakinya semakin membengkak. Ia menyesal tidak mendengarkan perkataan Kela dan Han.

Sambil memegangi perutnya yang berbunyi dari tadi, Tar-Tar mencoba tidur agar tidak terasa lapar . Tidak lama kemudian Kela dan Han datang menjenguk.

“Kami mendengar dari Koko kalau kakimu terluka,” kata Kela.

“Aku minta maaf, tidak mendengarkan kalian kemarin,” kata Tar-Tar penuh penyesalan.

“Tidak apa-apa, jadikan pembelajaran di kemudian hari. Ini makan! Pasti kamu lapar” kata Han sambil menyodorkan makanan kepada Tar-Tar.

Tar-Tar sangat senang mempunyai teman yang baik hati. Perutnya pun kenyang dan tidak lapar lagi.

Konten sebelumnyaPengalaman Naik Bus Trans Jatim: Jadwal, Halte, Tarif, Cara Naiknya
Konten berikutnyaUlasan Novel Rasa Tere Liye: Memeluk Masa Lalu dengan Penerimaan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini