Hari-hari dipenuhi oleh airmata dan darah. Itulah Palestina saat ini. Penjuangan yang tak kunjung atas penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Mereka bukan hanya penjajah tapi juga penjahat dalam peperangan. Tidak ada lagi yang dihiraukan oleh Israel. Dari bayi baru lahir, anak-anak, Wanita, orang tua, orang-orang yang lemah, semua mereka bantai dengan alasan untuk mempertahankan diri. Belasan ribu nyawa melayang dalam satu bulan. Mereka adalah orang-orang yang sakit, yang membunuh kaum lemah, rumah sakit, tempat pengungsian, dan juga tempat ibadah. Nurani mereka benar-benar tidak ada lagi. Dan penjajah itu terus menerus menebarkan terornya yang tak berkesudahan.
Seluruh negara di dunia mengutuk penjajahan dan penindasan ini. Seluruh dunia melakukan aksi-aksi perdamaian untu menghentikan kebiadaban Israel. Tapi, mereka buta dan tuli. Bahkan PBB seperti tak lagi punya nyali untuk menghentikan aksi kebrutalannya. Negara tetangga yang dekat seperti tak punya daya untuk melakukan aksi heroic membalas pembantaian. Setiap hari adalah darah dan airmata.
Lalu di manakah kita? Sedang mereka di sana tidak lagi mempercayai, bahwa mereka ditinggalkan oleh umat Rasullah. Tidak ada yang menolong mereka. Lalu kitakah umat Rasulullah yang meninggalkan tanah Palestina? Ini bukan konflik tapi penjajahan. Tapi mereka semua syahid sebagai syuhada. Mereka syahid dengan wajah-wajah yang penuh senyum dan bau kasturi, harum mewangi. Kita di sini menangisi kelemahan kita yang tak berdaya. Kita hanya berkorban perasaan dan harta, tanpa bisa berkorban nyawa untuk menolong mereka. Maafkan kami, Palestina.