Malang merupakan daerah “surga” bagi para pencinta wisata. Di Kota Apel ini banyak destinasi yang layak dan patut dikunjungi. Di daerah Batu misalnya, terdapat wisata Jatim Park 1 dengan wahana permainan yang membuat sport jantung kita. Ada juga Jatim Park 2 yang terkenal dengan aneka macam satwanya. Tidak hanya itu, di sebelah selatan Kota Malang tepatnya di daerah Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur terdapat sebuah wisata religi berupa masjid. Konon katanya masjid itu dibangun oleh bangsa jin dalam waktu semalam tanpa sepengetahuan warga. Masjid itu kini dikenal dengan sebutan Masjid Tiban. Masjid Tiban terkenal dengan arsitekturnya yang indah dengan memadukan antara arsitektur India, Cina, dan Arab modern. Tentunya kita tidak akan menyesal selepas mengunjungi tempat ini. Bahkan kita akan ingin balik lagi ke sana.

Di balik itu semua, sebenarnya masjid ini adalah sebuah Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah). Nama yang cukup panjang yang mempunyai makna Laut Madu atau, “Fadilah Rohmat” (Segarane, Segara, Madune, Fadhole Rohmat-terjemahan Bahasa Jawa). Masjid Tiban Turen Didirikan oleh K.H. Achmad Bahru Mafdholudin Sholeh yang mendapatkan petunjuk pembangunan masjid dari istikharah. Masjid Tiban Turen konon sudah ada sejak tahun 1963. Namun sumber lain ada yang mengatakan pembangunan masjid dimulai tahun 1991. Pembangunanya dilakukan sedikit demi sedikit oleh para santri dan jemaah masjidHingga saat ini pembangunannya belum semuanya rampung.

Terlepas dari anggapan masyarakat tentang masjid Tiban ini, ada beberapa kekaguman yang kita dapatkan ketika mengunjungi tempat tersebut. Pertama adalah tentang kemegahan ketika kali pertama memasuki area masjid. Memang masjid ini masih dalam taraf pembangunan, tetapi suasana kemegahan sudah terasa ketika kita masuk ke area masjid menuju ke area parkir. Kedua adalah tentang masalah ketenagakerjaan, yang mana semua proses pembangunan masjid ini dilakukan oleh santri di masjid tersebut. Dan untuk perihal pendanaan juga dilakukan oleh para jemaah pondok tanpa adanya campur tangan pihak luar. Dituliskan pula dalam salah satu pedoman pembangunan masjid tersebut, bahwa dalam membangun Masjid Tiban dilarang adanya sikap meminta-minta, sikap tamak dan tidak utang. Wisata religi ke Masjid Tiban tentu saja gratis, tidak ada biaya tiket masuk. Namun kita hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan saja, untuk roda dua sebesar Rp2.000,00 dan roda empat sekitar Rp5.000,00.

Terdapat sembilan lantai yang dapat kita jelajahi di Masjid Tiban Turen ini yang dapat diakses menggunakan elevator atau bisa juga melalui anak tangga yang telah disediakan. Pada lantai dasar Masjid Tiban Turen, terdapat pintu masuk berlorong dan dihiasi dengan lampu yang indah dan cantik. Hal itu memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjungnya. Di salah satu lantai, kita bisa menemukan toko yang menjual berbagai makanan ringan khas Kota Malang serta toko cendera mata. Di sinilah kita bisa berburu aneka pernak-pernik maupun berbagai macam jajanan yang dijual oleh para santri yang ada di sana.

Di lantai atas Masjid Tiban Turen, kita bisa menikmati ragam jenis tanaman yang ditanam sendiri, Sedangkan di lantai sembilan, kita dapat melihat pemandangan yang indah. Baik itu di dalam kompleks, maupun di luar kompleks pondok pesantren atau Masjid Tiban ini. Setelah kita puas menjelajahi Masjid Tiban Turen hingga lantai sembilan, kita bisa keluar dan mendapatkan CD-ROM yang berisikan tentang pondok Pesantren Biharu Bahri’Asali Fadlaailir Rahmah. Selain itu, di salah satu lantai juga terdapat area yang digunakan khusus untuk satwa; seperti kera, burung cendrawasih, rusa, burung kakaktua, ayam, bekantan, dan beberapa macam satwa lainnya.

Jarak tempuh Masjid Tiban Turen jika dari pusat Kota Malang adalah 27.454 km dengan perkiraan waktu tempuh sekitar 54 Menit, 57 Detik. Sedangkan untuk transportasi kendaraan, kita dapat menggunakan angkutan umum (angkot/mikrolet) yang menuju ke Terminal Gadang. Kita bisa menggunakan LG, AMG, GL, atau GA dengan besar ongkos sekitar Rp4.000,00 hingga Rp5.000,00. Sesampainya di Terminal Gadang, kita bisa oper ke kendaraan bis besar dengan tulisan (rute) Malang-Turen-Dampit. Kemudian kita bisa bilang ke kenek untuk turun di Masjid Tiban Turen. Untuk biaya bus sekitar Rp7.000,00 hingga Rp10.000,00.

Jarak turun bus dengan lokasi Masjid Tiban lumayan jauh. Di sini nanti kita dapat menaiki ojek menuju masjid dengan ongkos sekitar Rp15.000,00 hingga Rp20.000,00. Sementara untuk rute pulang dari Masjid Tiban, sebaliknya.

Konten sebelumnyaFLP Jatim Hadiri Penghargaan Penerbit Aktif 2022
Konten berikutnyaJagalah Allah, Allah Akan Menjagamu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini