Bulan Juni 2022 lalu, untuk pertama kalinya FLP Jatim mengadakan lomba desain batik FLP yang nantinya desain pemenang lomba tersebut akan dijadikan seragam batik FLP. Mengaplikasikan logo FLP dalam sebuah desain batik memang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan inilah pertama kalinya FLP akan memiliki batiknya sendiri.
Pada 2 Oktober 2009, batik Indonesia telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya di Indonesia. Semenjak saat itu juga, 9 Oktober ditetapkan sebagai hari batik. Batik pun semakin hari menjadi sebuah tren fashion tersendiri di mana semakin banyak digunakan berbagai generasi.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan citra batik zaman dahulu yang identik dengan pakaian orang tua atau digunakan untuk acara resmi saja. Saat ini batik dikemas lebih fleksibel untuk segala usia dan segala acara.
Oleh karenanya, FLP Jatim berinisiatif mengadakan sebuah lomba desain batik FLP agar FLP juga memiliki seragam dengan ciri khas budaya bangsa. Tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengadaan seragam berlogo FLP sebelumnya yang umumnya diaplikasikan dalam kaos atau jaket saja.
Lomba batik ini diadakan untuk umum, jadi tidak terbatas pada anggota FLP saja yang bisa mengikuti. Alhamdulillah ada tujuh peserta yang mengikuti lomba ini, baik dari anggota FLP maupun umum.
Juri yang menilai desain batik yang sudah masuk adalah Ibu Minuk, anggota FLP sekaligus pemilik Batik Tulis Minoux. Pengumuman pemenang pun diadakan secara daring di Zoom meeting pada 13 Juli 2022.
Acara pengumuman lomba dibawakan oleh Mbak Rohma. Acara pun diawali dengan tilawah oleh Ustaz Chairi. Kemudian sambutan dari ketua FLP Jatim, Ustaz Muchlisin. Setelah sambutan, baru ke acara inti pengumuman pemenang lomba.
Mbak Rohma membawakan acara dengan sangat meriah. Salindia pengumuman lomba pun dibacakan dengan sangat seru. Hingga sampai pada pengumuman pemenang, ternyata desain yang menang adalah dari peserta umum, yaitu Mas Riyan Setiawan.
Penjelasan mengenai terpilihnya desain pun dibacakan oleh Mbak Agie sebagai koordinator divisi bisnis FLP Jatim, disusul penjelasan oleh Bu Minuk sebagai juri lomba. Sebagai pemilik usaha batik, tentu Bu Minuk lebih memahami tentang seni batik.
Desain batik yang terpilih memiliki dasar desain motif kawung. Motif kawung bagus jika dipakai seragam dan terkesan elegan.
Motif klasik yang dimodifikasi modern ini bisa dipakai untuk pria maupun wanita. Perpaduan warna yang digunakan pun bagus dan serasi.
Motif kawung ini dulu dipakai di kalangan keluarga kerajaan yg mempunyai pribadi baik dan bisa diandalkan. Dengan pemilihan motif ini diharapkan anggota FLP juga menjadi sosok yg bisa diunggulkan.
Usai penjelasan tersebut, pemenang lomba pun mempresentasikan hasil karyanya. Termasuk mengapa memilih motif dan warna tersebut.
Bu minuk menjelaskan, untuk pengaplikasian pada kain batik, nantinya akan ada penyesuaian warna sehingga lebih sesuai dengan pewarnaan batik. Nantinya, desain ini pun akan dibantu untuk diwujudkan oleh Batik Tulis Minoux untuk seragam batik FLP. Saat artikel ini ditulis, batik sedang proses cetak oleh Batik Tulis Minoux.
Selain Batik Tulis Minoux, ada juga Botia Hijab dan Fajaryusra.co sebagai sponsor acara ini. Semoga dengan adanya batik FLP ini akan menjadi identitas kecintaan terhadap budaya untuk anggota FLP.