Hari itu saya menghadiri imtihan anak saya di sekolah. Lalu setiap anak-anak membawa mahkota yang dipasangkan pada setiap orang tua. Tak sedikit orang tua yang terharu dan meneteskan airmata. Anak-anak mereka telah memberikan kado terindah untuk orang tua.
Sebenarnya, bukan pertama kali ada seremonial memakainya mahkota pada orang tua dari anak-anak yang telah menyelesaikan hafalannya. Entah itu satu juz, dua juz, bahkan sampai tiga puluh juz. Namun, selalu saja momen itu mengharukan bagi para orangtua. Merasa kegembiraan yang sangat saat mahkota itu disematkan di kepala oleh anak-anak. Anak yang telah berjuang menuntaskan ayat demi ayat. Melewatkan waktu tidur dan bermain untuk mengejar setoran hafalan. Mereka adalah investasi akhirat terbaik bagi orang tuanya. Kebaikan yang tetap mengalir meski orang tua telah tiada.
Beberapa waktu lalu, saya hadiri juga prosesi seorang siswi menyelesaikan hafalan 30 juz. Dan dia hanya ditemani oleh ayahnya. Jika hafalan diselesaikan anak dengan kondisi yang nyaman itu sesuatu yang wajar. Namun, nyatanya dia telah melalui semua perjuangannya dengan kondisi ibunya telah terbaring sakit sejak dia masih kecil. Atau, mungkin karena itulah yang membuatnya bersemangat untuk menyelesaikan ayat demi ayat. Kecintaannya yang sangat terhadap ibunda tercinta. Mempersiapkan hadiah terbaik yang akan diberikannya kelak di surgaNya.
Anak-anak adalah investasi orang tuanya. Namun, seberapapun hasil yang dicapai oleh anak kita dalam menghafal harus kita syukuri. Nyatanya, bukan fasilitas dan kondisi yang nyaman dan aman yang bisa menyemangati anak-anak kita untuk tetap menghafal. Tapi, kondisi yang tidak sempurna kadang membuat mereka berjuang keras.
Dan kita sebagai orang tua, hadiah apakah yang akan kita persembahkan untuk orang tua kita? Semoga mahkota itu jugalah yang akan kita hadiahkan kelak.