Ratusan santriwati duduk rapi di aula Pesantren Nurul Islam Semar Putri. Sebagiannya terpaksa di luar, bahkan rela berdiri. Sebab kapasitas aula tidak cukup menampung semua peserta. Di atas panggung, terpajang spanduk besar bertuliskan “Sharing Session Gebyar Milad ke-26 Forum Lingkar Pena dan ke-6 FLP Ranting Semar.”
Ya, mereka antusias mengikuti Gebyar Milad ke-26 FLP dan milad ke-6 FLP Ranting Semar Putri yang menghadirkan Ketua FLP Wilayah Jawa Timur sebagai pemateri.
Acara yang digelar pada malam 22 Februari 2023 ini dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan salawat Nabi. Yang luar biasa, mars FLP dibawakan secara kolosal oleh 40 anggota FLP Ranting Semar dengan dirangkai yel-yel dan jingle FLP Ranting Semar.
Dalam sambutannya, Pembina FLP Ranting Semar Ustadz Imamuddin menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang. Sebagai pembina, ia salut dengan soliditas dan solidaritas FLP Ranting Semar termasuk saat menyiapkan acara gebyar milad tersebut. Pengurus Pondok Pesantren Nurul Islam ini juga mengingatkan anggota FLP untuk terus menjaga keikhlasan.
“Jika kita tidak ikhlas, semua perjuangan kita akan sia-sia. Sebaliknya, jika kita ikhlas, dakwah pena ini akan menjadi amal jariyah bagi kita,” kata Ustadz Imamuddin.
Ketua FLP Pamekasan periode 2021-2023 Sirajul Munir menambahkan bahwa FLP ibarat istri yang harus dijaga dan dicintai.
“FLP itu ibarat istri. Kita harus menjaganya, mencintainya, menafkahinya. Maka, tunjukkan perjuangan kita dalam dakwah literasi di FLP ini,” ujar Sirajul Munir dalam sambutannya.
Acara inti berupa sharing session disampaikan oleh Ketua FLP Wilayah Jawa Timur Muchlisin BK. Penulis asal Gresik ini menjelaskan bahwa menulis memiliki banyak manfaat. Antara lain sebagai nasyrul fikrah atau transformasi nilai. Menulis adalah sarana efektif menyebarkan ide, gagasan, dan pencerahan. Kelebihan menulis dibandingkan dengan penuturan lisan, tulisan bisa lintas ruang dan waktu. Tulisan baik buku maupun digital bisa menjangkau pembaca tanpa dibatasi teritori, bahkan bisa lintas generasi.
Kedua, tanmiyatul kafa’ah. Muchlisin menjelaskan bahwa menulis bisa merupakan pengembangan potensi. Saat dan setelah menulis, seseorang akan merasakan kebahagiaan. Banyak penelitian membuktikan bahwa menulis bisa menurunkan depresi. Ia juga banyak dipakai psikolog sebagai terapi.
Ketiga, kasbul maisyah. Menulis bisa menjadi sumber penghasilan. Baik berupa royalti, honor dari media, maupun berbagai bentuk penghasilan lainnya. Apalagi jika anggota FLP menjadi writerpreneur seperti tema Milad ke-26 FLP.
“Yang paling utama, sebagaimana Ustadz Imamuddin sampaikan tadi, niat kita harus ikhlas. Kita menulis sebagai bentuk dakwah kita mengharap rida Allah dan rahmat-Nya. Dengan niat lillah, lelah kita akan berkah dan ujungnya adalah jannah,” tandas penulis enam buku solo dan 1.000 lebih artikel ini.
Usai diskusi hangat dengan beberapa pertanyaan antusias peserta, acara dilanjutkan dengan pemotongan kue milad. Lantas pembacaan puisi oleh anggota FLP Ranting Semar yang meraih juara lomba baca puisi tingkat nasional.
Di pengujung acara, FLP Ranting Semar menyerahkan hadiah kepada juara lomba menulis cerpen, lomba menulis puisi, dan beragam lomba lainnya. Lomba-lomba itu digelar sebelum hari-H dalam rangka menyambut Milad ke-26 FLP dan Milad ke-6 FLP Ranting Semar. Luar biasa! [MBK/FLP]