Home Buku Ulasan Buku Tanah Para Bandit: Novel Tere Liye Paling Berani

Tanah Para Bandit: Novel Tere Liye Paling Berani

2049
Tanah Para Bandit

Jika kamu penggemar serial Pulang Pergi Tere Liye, pasti tidak asing dengan tokoh utama Bujang si Babi Hutan. Novel Tanah Para Bandit yang merupakan seri terbaru dari serial aksi karya Tere Liye ini semakin melengkapi puzzle kehidupan Bujang. Sekaligus menambah kompleks cerita seputar keluarga penguasa shadow economy (ekonomi bayangan).

Dan seperti novel-novel aksi sebelumnya, novel ini juga menyajikan pertarungan seru yang memanjakan penggemarnya. Mulai dari baku hantam hingga baku tembak. Mulai dari ‘pertunjukan’ berbagai jurus bela diri hingga serbuan senjata api.

Dari serial Pulang Pergi Tere Liye, kita telah mengenal tokoh utama Bujang alias Agam yang juga memiliki panggilan Si Babi Hutan. Bujang merupakan kepala keluarga Tong penguasa shadow economy. Namun, ia mengundurkan diri dari posisi yang pengaruhnya melebihi kepala negara itu.

Mundur dari jabatan pemimpin tertinggi, tidak membuat Bujang lepas dari konflik shadow economy. Ia selalu terlibat dalam pertarungan antarkeluarga shadow economy, juga terlibat dalam konflik antara shadow economy dengan kekuatan besar lain yang ingin menghancurkan mereka. Bujang yang menginginkan keseimbangan dunia memilih sikap menjaga keluarga-keluarga shadow economy agar saling menghormati.

Sinopsis Novel Tanah Para Bandit

Tanah Para Bandit memperkenalkan tokoh baru. Namanya Padma. Di masa kecilnya, Padma adalah teman Bujang. Mereka bertemu secara tak sengaja. Tepatnya ketika Padma sedang butuh healing setelah mendapat hukuman akibat tidak memenuhi target latihan keras dari Abu Syik. Padma mendapati sebuah tempat indah tersembunyi di hutan. Di situlah ia bertemu Bujang yang juga menjadikan tempat itu sebagai ‘pelarian.’

Pertemanan itu ternyata menumbuhkan sebuah rasa. Padma baru menyadarinya saat berpisah dari Bujang yang secara tiba-tiba meninggalkan Talang bersama para pemburu babi hutan.

Demikianlah cinta. Terkadang kita berusaha menepis sebuah rasa, meyakinkan diri sendiri bahwa kita tidak sedang jatuh hati. Namun, kita tidak bisa mengelak ketika rasa kehilangan itu tiba-tiba menyergap begitu berpisah dengannya.

Latihan keras dari Abu Syik segera mengembalikan Padma ke kehidupannya. Ia pun tumbuh menjadi gadis yang mampu berlari secepat kuda, melompat lebih tinggi dari tubuhnya, dan mampu melubangi pohon dengan jarinya. Tak hanya bela diri, Abi Syik juga melatih Padma dengan pengetahuan dan berbagai kecerdasan. Meskipun tidak sekolah, Padma tumbuh menjadi gadis cerdas dan berwawasan luas berkat buku-buku terbaik yang Abu Syik datangkan dari kota.

Padma sempat bertanya-tanya saat Abu Syik mengatakan bahwa Organisasi mengaktifkannya. Rupanya, Padma mulai mendapat misi untuk menghancurkan ladang ganja dan pengiriman narkoba. Kehidupannya berubah menjadi penuh tantangan dan Padma mulai mendapat jawaban mengapa selama ini ia menjalani berbagai latihan. Padma juga mulai mengetahui bahwa negeri ini penuh bandit. Sebagian aparatnya melindungi para bandit. Bahkan mereka menjelma menjadi para bandit itu sendiri.

Kehilangan kedua Padma rasakan ketika Abu Syik meninggal usai misi kedua. Mereka berhasil menggagalkan pengiriman ganja dan memusnahkan barang haram itu tetapi Abu Syik tertembak. Wasiat terakhir Abu Syik mewajibkan Padma pergi ke ibukota, bergabung dengan Organisasi untuk melawan para bandit.

Sesampainya di ibukota, Padma memilih jalan hidupnya sendiri. Ia tidak menemui orang Organisasi tetapi memilih kuliah di universitas ternama. Tentu saja tidak terdaftar sebagai mahasiswa. Padma asal masuk kelas lalu mendengarkan dosennya. Istimewanya, Padma justru bisa kuliah di 12 jurusan.

Di kampus itulah Padma kenal dengan Thomas, mahasiswa Fakultas Ekonomi yang kelak menjadi seorang konsultan keuangan dan konsultan politik sekaligus kawan Bujang. Ia juga kenal dengan Zaman Zulkarnain, mahasiswa Fakultas Hukum yang kelak bekerja di sebuah firma hukum di Belgrave, London. Dialah yang menjadi tokoh utama yang berhasil mengungkap kisah hidup Sri Ningsih dan membagikan warisan konglomerat merakyat itu dalam novel Tentang Kamu.

Semasa kuliah itulah Padma kembali berhadapan dengan kelompok bandit yang dulu ia bakar ladang ganjanya. Rupanya, mereka adalah para oknum polisi yang membentuk kelompok Jiwa Korsa. Dipimpin seorang jenderal polisi yang menyebut dirinya kaisar. Novel Tanah Para Bandit menyajikan serunya pertarungan antara Padma dengan Jiwa Korsa.

Siapakan kaisar pemimpin Jiwa Korsa? Bisakah Padma menang melawan Jiwa Korsa? Akankah ia bertemu kembali dengan Organisasi? Novel ini menjawabnya.

Baca juga: Suluh Rindu

Kelebihan Novel Tanah Para Bandit

Sebagaimana novel-novel aksi sebelumnya, Tanah Para Bandit menyajikan berbagai aksi pertarungan yang sangat seru. Kelebihannya dibandingkan dengan novel aksi lainnya, Tere Liye berhasil menghadirkan sebuah cerita rumit tentang ekonomi dan problematika negara dengan bahasa sederhana.

Di novel terbaru ini, Tere Liye juga menyisipkan banyak pesan moral untuk pembaca. Mulai dari kecintaan pada belajar, kesungguhan dalam mengembangkan diri, hingga kegigihan dalam berjuang.

Padma, tokoh utama dalam novel ini, memiliki kecintaan pada belajar yang luar biasa. Sewaktu masih kecil bersama Abu Syik, ia memang agak terpaksa menjalani latihan bela diri. Namun, seiring waktu, kecintaannya pada ilmu dan belajar sungguh luar biasa. Ia suka membaca. Buku-buku berat yang Abi Syik datangkan dari kota, ia lahap semuanya. Yang paling menunjukkan kecintaannya pada belajar adalah saat mengikuti kuliah di 12 jurusan. Padma sama sekali tidak berminat dengan ijazah, ia hanya ingin mendapatkan ilmu.

Setali tiga uang dengan kecintaannya pada belajar, kesungguhannya dalam mengembangkan diri juga luar biasa. Setelah misi pertama, ia sadar bahwa latihan keras dari Abu Syik sangat ia butuhkan. Padma juga berhasil mengembangkan diri dengan metode belajarnya sendiri. Misalnya bagaimana ia langsung bisa menyetir mobil kali pertama mencobanya. Rupanya, ia telah membayangkan bagaimana caranya menyetir dari buku yang ia baca.

Sejak kecil, Padma sudah dilatih untuk gigih berjuang. Mulai usia enam tahun, Padma menjalani latihan fisik antara lain melompat dengan beban 5Kg di masing-masing kakinya. Juga berlari untuk mengisi bak air dengan waktu yang terus dikurangi lima menit setiap kali berhasil memecahkan rekornya. Kegigihan dalam berjuang ini juga tergambar dari sebuah kutipan.

“Tapi waktu, selalu menjadi obat pamungkas. Aku memang ditempa, disiapkan untuk memiliki mental baja, setiap kali aku terjatuh, aku akan berdiri lagi,” kata Padma.

Novel Tanah Para Bandit juga mengajarkan persaudaraan dan perjuangan melawan kejahatan. Persaudaraan itu tampak nyata dari persahabatan Padma dengan dua orang temannya. Satu orang teman kos ahli komputer dan satu lagi teman Padma yang ahli rekayasa paspor hingga topeng wajah.

Lalu soal perjuangan melawan kejahatan, itulah inti cerita novel ini. Bagaimana Padma melawan jaringan oknum polisi bernama Jiwa Korsa. Padma berjuang menghentikan tindak kejahatan jaringan bandit yang tidak hanya menguasai kepolisian tetapi juga jaksa hingga para pengusaha.

Yang paling membuat saya angkat topi adalah keberanian Tere Liye mengangkat tema ini. Meskipun tidak menyebut nama negara dan tidak secara langsung menyebut nama-nama tokoh, novel ini sangat terasa sebagai kritik sosial Tere Liye yang sangat berani. Ia mengkritik aparat hingga menyinggung petugas partai.

Baca juga: Rasa Tere Liye

Kekurangan Novel Tanah Para Bandit

Saya selalu kesulitan kalau disuruh menuliskan kekurangan novel karya Tere Liye. Bisa jadi karena saya bukan seorang kritikus sastra. Bisa juga karena saya memang penggemar novel-novelnya.

Jika bisa disebut sebagai sebuah kekurangan, mungkin adalah kemampuan Padma yang terlalu luar biasa. Seorang diri, dia bisa melumpuhkan ratusan pasukan. Juga dengan mudahnya menghindari tembakan.

Berikutnya, soal Kaisar Jiwa Korsa. Jika kekuatannya demikian luar biasa, mengapa ia sampai menyewa 10 samurai untuk menghabisi Padma. Mengapa juga ia menuturkan begitu panjang cerita hidupnya hingga akhirnya Padma mengetahui kelemahannya.

Baca juga: Sesuk Tere Liye

Kesimpulan

Novel Tanah Para Bandit merupakan bacaaan recommended bagi penyuka cerita aksi. Bahkan, kalaupun kamu tidak menyukai novel aksi dan baru menyukai novel cinta seperti Novel Hujan, sekali-kali perlu mencoba membaca novel aksi ini. Ada booster tersendiri dari serunya pertarungan antara Padma dan Jiwa Korsa. Menjadi motivasi untuk lebih sungguh-sungguh belajar dan mengembangkan diri.

Bagi kamu yang baru kali pertama membaca novel aksi Tere Liye, sebaiknya kamu juga membaca novel sebelumnya. Nah, urutan novel serial Pulang Pergi adalah sebagai berikut:

  1. Negeri Para Bedebah
  2. Negeri di Ujung Tanduk
  3. Pulang
  4. Pergi
  5. Pulang-Pergi
  6. Bedebah di Ujung Tanduk
  7. Tanah Para Bandit

Menurut saya, novel ini sangat baik mulai dari ide cerita, plot, hingga penokohan dan pesan moralnya. Meskipun sarat pertarungan seru, Tere Liye berhasil membawakan cerita dengan bahasa yang wajar alih-alih mengumbar adegan kekerasan. Sebagai novel aksi mulai segmen remaja, ia nyaris sempurna. []

Baca juga: Bandit-bandit Berkelas

Identitas Buku

Judul buku: Tanah Para Bandit
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tanggal Terbit: Februari 2023
ISBN: 978-623- 88296 -7-5
Tebal buku: 433 halaman
Dimensi: 14×20 cm
Berat: 0,355 kg
Harga: Rp99.000

REVIEW OVERVIEW
Ide Cerita
Plot
Penokohan
Latar
Gaya Bahasa
Pesan Moral
Konten sebelumnyaBagaimana Saya Mendapatkan Banyak Buku
Konten berikutnyaAku Cemburu
tanah-para-banditTanah Para Bandit memperkenalkan tokoh baru. Namanya Padma. Di masa kecilnya, Padma adalah teman Bujang. Mereka bertemu secara tak sengaja. Tepatnya ketika Padma sedang butuh healing setelah mendapat hukuman akibat tidak memenuhi target latihan keras dari Abu Syik. Padma mendapati sebuah tempat indah tersembunyi di hutan. Di situlah ia bertemu Bujang yang juga menjadikan tempat itu sebagai ‘pelarian.’

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here