Mungkin ada yang heran, mengapa saya menulis ulasan film Black Adam. Biasanya kan menulis ulasan buku. Anggap saja sedang gabut, wkwkw. Oke, langsung saja kita mulai.

Ketika masyarakat tertindas, mereka merindukan hadirnya sosok pembebas. Siapa pun yang membebaskan mereka dari penindasan, mereka sebut sebagai pahlawan. Meskipun sosok itu berjuang dengan cara yang tidak selazimnya sebagai seorang pahlawan. Kira-kira demikianlah gambaran Teth-Adam dalam film Black Adam.

Black Adam merupakan film antihero produksi DC Films yang tayang mulai pekan ini setelah beberapa waktu mengalami penundaan. Meskipun terdapat beberapa kekurangan, film yang dibintangi Dwayne Johnson ini cukup memanjakan penonton penyuka laga sinematik. Selain mengubah hirarki kekuatan di Detective Comics Extended Universe (DCEU), film ini juga menghadirkan sejumlah pesan moral terutama tentang ketulusan dalam perjuangan melawan tiran.     

Sinopsis Film Black Adam

Film Black Adam menceritakan tentang kota Kahndaq yang sudah 27 tahun dijajah oleh Intergang. Tidak mampu melawan pasukan bersenjata, warga Kahndaq diam-diam merindukan kembalinya Sang Juara yang patungnya berdiri megah di tengah kota. Dialah pahlawan yang telah menumbangkan kekuasan Ahk-Ton, raja zalim yang memperbudak penduduk Kahndaq pada 2.600 SM.

Petualangan Adrianna (Sarah Shahi), buronan Intergang, dalam mencari mahkota Sabbaq secara tak sengaja membawanya mengucapkan mantra yang membangkitkan Teth-Adam (Black Adam). Adrianna yang dikepung oleh pasukan Intergang pun selamat karena Black Adam tidak memberikan ampun sedikit pun pada pasukan bersenjata itu.

Dari bagian pertama ini saja, kita bisa melihat kekuatan super Black Adam. Peluru tidak mampu menembus kulitnya. Roket bisa ia tangkis atau belokkan dengan mudahnya. Pesawat tempur dan tank juga dengan gampang ia hancurkan.

Konflik kedua mulai muncul saat Justice Society tiba di Kahndaq dengan misi menangkap Black Adam. Justice Society  merupakan asosiasi pahlawan super yang bertujuan menjaga stablitas dunia. Bisa ditebak, terjadilah pertempuran antara Black Adam melawan Justice Society. Meskipun dikeroyok empat pahlawan super, Black Adam tak terkalahkan. Kemenangannya justru mendapat dukungan dari warga Kahndaq. Adegan ini cukup piawai merekontruksi persepsi kepahlawanan. Meskipun Justice Society menyatakan cara Adam salah dan kekuatannya berbahaya, toh warga mendukungnya. Sebab yang mereka tahu, siapa yang berhadapan dengan penjajah Intergang, dialah pahlawan.

Puncak konflik berlangsung setelah Adam menyerahkan diri usai menghancurkan pasukan bersenjata Intergang. Saya sempat mengira film akan selesai dengan antiklimaks seperti ini, rupanya klimaks yang sebenarnya baru saja dimulai. Ishmael berubah menjadi supervilain Sabbac, penerus raja Ahk-Ton. Menyadari keputusan mereka salah dan kekuatan mereka tidak bisa menghadapi iblis itu, Justice Society hanya bisa berharap pada Adam. Bagaimana cara Justice Society membangkitkan Black Adam yang sedang ditahan di bawah laut jauh dari Kahndaq? Bagaimana pula cara Amon Tomaz (Bodhi Sabongui) menggerakkan warga Kahndaq melawan pasukan setan Sabbac?

Baca juga: Suluh Rindu

Kelebihan Film Black Adam

Yang paling saya suka dari film Black Adam adalah keseruan laganya. Hampir sepanjang film penuh dengan aksi seru pertempuran baik saat melawan pasukan Intergang, menghadapi Justice Society, maupun pertempuran final melawan iblis Sabbac. Kecanggihan sinematografinya sangat mendukung adegan-adegan laga ini. Bahkan, teknologi sinematografi film Black Adam berpotensi menjadi yang terbaik dalam sejarah DCEU.

Meski aksi laga mendominasi, dialog-dialog dalam film ini juga cukup bagus. Beberapa di antara kutipan yang berkesan misalnya ucapan Doctor Fate (Pierce Brosnan), “Kamu memiliki dua pilihan. Kamu bisa menjadi perusak dunia ini. Atau kamu bisa menjadi penyelamatnya. Terserah kamu.” Atau ucapan Black Adam sendiri, “Di dunia ini ada pahlawan dan ada penjahat.”

Ada pula selingan humor antara Hawkman (Adlis Hodge), Atom Smasher (Noah Centineo), dan Cyclone (Quintessa Swindell). Jumlahnya memang tidak banyak. Namun, justru itulah yang membuat humornya tidak over.

Pemilihan aktor, terutama Dwayne Johnson sebagai Black Adam sangat cocok dan menjiwai karakter antihero yang hendak dibentuk DCEU. Bintang Fast & Furious ini tampak all out dalam aktingnya. Postur tubuh dan keahliannya sebagai mantan pegulat sangat mendukung memerankan antihero yang tangguh dan tidak peduli penilaian orang.

Film ini berhasil menghadirkan pahlawan yang berbeda. Lebih tepatnya antihero. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antihero memiliki tiga arti. Pertama, antipahlawan. Kedua, tidak ada unsur kepahlawanan dalam cerita. Dan ketiga, cerita yang tidak memiliki tokoh protagonis. Dalam dunia perfilman, antihero adalah bukanlah orang jahat. Ia adalah tokoh protagonis yang melawan kejahatan tetapi tidak mau disebut sebagai pahlawan. Ia juga melakukannya dengan cara yang seperti karakter utama pahlawan, misalnya menempuh jalan kekerasan atau bahkan terkadang sadis.

Dalam film ini, warga Kahndaq lebih menyukai Black Adam daripada Justice Society yang berprinsip bahwa pahlawan tidak boleh membunuh. Black Adam berlaku sebaliknya, ia tidak peduli jika aksinya menimbulkan banyak kerusakan, yang penting kejahatan hancur.

Baca juga: Sesuk Tere Liye

Kekurangan Film Black Adam

Banyak cerita yang seakan dipaksakan masuk dalam film ini sehingga plotnya terasa sangat cepat. Misalnya kehadiran Justice Society yang selama 27 tahun penjajahan Intergang mereka tidak hadir. Tiba-tiba, saat Black Adam bangkit kembali, mereka langsung menuju Kahndaq.

Demikian pula Intergang sendiri. Yang tampil di film hanya prajurit-prajuritnya. Menyisakan banyak pertanyaan, di mana para jenderalnya? Juga mengapa Ishmael yang tiba-tiba menjadi raja padahal selama ini ia terlihat sebagai intelijen yang berpura-pura berteman dengan Adrianna. Artinya ia bukan selevel jenderal atau petinggi pasukan.

Justice Society sendiri tampak seperti bukan ide original. Sebab sebelumnya DCEU sudah punya Justice League. Sedangkan Marvel Cinematic Universe (MCU) sudah punya Avenger dan X-Men. Terlebih karakter Doctor Fate mirip Doctor Strange dan Atom Smasher mirip Ant-Man.

Banyak adegan kekerasan dan aksi destruktif pada film ini. Bahkan hampir setiap kali keluar masuk rumah, Adam merusaknya karena menubruk tembok, tidak lewat pintu. Saat pertempuran, banyak organ tubuh seperti tangan dan kaki yang tampak terpotong. Apalagi saat Black Adam membunuh iblis Sabbac dengan merobek tubuhnya menjadi dua.

Konon, awalnya film ini untuk usia dewasa. Namun akhirnya dirombak menjadi PG-13. Kehadiran karakter muda seperti Atom Smasher konon didesain untuk menarik minat penonton remaja. Selain itu, tentu secara keseluruhan cerita tentang dunia paganisme dan sihir dalam film seperti ini perlu menjadi catatan bagi penonton muslim.

Baca juga: Hujan Tere Liye

Pesan Moral

Kendati ada beberapa catatan di atas, film Black Adam mengandung beberapa pesan moral yang bermanfaat selain fungsi utamanya sebagai hiburan, antara lain:

1. Ketulusan tanpa pamrih

Berkali-kali Black Adam mengatakan dia bukan pahlawan. Ya, dia memang tidak ingin dianggap pahlawan. Namun, Adrianna dan Tomaz percaya Adam adalah pahlawan. Pahlawan yang tulus. Sejak kesempatan pertama, Adrianna melihat Adam melindunginya saat ia menghadapi puluhan prajurit Intergang.

Setelah berhasil mengalahkan iblis Sabbac, Black Adam diminta menjadi pemimpin Kahndaq. Namun, ia justru menghancurkan singgasana dan pergi. Ia tidak tergoda dengan kekuasaan.

black adam ketulusan perjuangan antihero
Black Adam duduk di singgasana Kahndaq usai mengalahkan iblis Sabbac (DCEU)

2. Melawan penindasan

Sejak awal, Amon Tomaz dan ibunya menunjukkan sikap melawan penindasan dan penjajahan. Meskipun berisiko, keduanya berusaha mengobarkan semangat juang yang pada dasarnya setiap warga Kahndaq juga menginginkan kemerdekaan.

3. Keberanian

Anak Black Adam rela menjadi martir 5000 tahun yang lalu demi kemerdekaan Kahndaq. Ia tidak gentar menghadapi eksekusi yang kemudian justru terpilih mewarisi kekuatan Shazam. Kelak, demi menyelamatkan ayahnya, kekuatan itu ia berikan kepada sang ayah.

Keberanian juga menjadi karakter Amon Tomaz dan ibunya. Apalagi Black Adam yang memiliki kekuatan besar, tidak takut menghadapi siapa pun.

4. Memperbaiki diri

Black Adam mengakui bahwa dulu dirinya membunuh Ahk-Ton karena dendam sebab raja itu membunuh anak dan istrinya. Kekuatannya tak terkendali sehingga menghancurkan hampir semua Kahndaq.

Di dunia modern, setelah berinteraksi dengan Adrianna dan Justice Society, Black Adam belajar menjadi lebih tulus dan mengendalikan diri. Akhirnya ia bisa membunuh iblis Sabbac tanpa menimbulkan kerusakan besar.

Justice Society sendiri akhirnya juga belajar dari pengalaman untuk memperbaiki sikap dan cara pandang. Akhirnya mereka bisa bekerja sama dan berkolaborasi dengan Black Adam.

5. Berkorban untuk sesama

Doctor Fate mencontohkannya dengan menutup kawasan pertempuran di istana Kahndaq sehingga teman-temannya terutama Hawkman bisa selamat. Ia tahu mereka semua tidak mampu melawan iblis Sabbac, karenanya ia sendirian yang bertarung sambil menunggu kedatangan Black Adam. []

TINJAUAN IKHTISAR
Ide cerita
Plot cerita
Sinematografi
Pembawaan akting
Pesan moral
Konten sebelumnyaHujan: Novel Terbaik Tere Liye tentang Cinta dan Mengikhlaskan
Konten berikutnyaSastra Pesantren: Definisi, Sejarah, dan Perannya dalam Konteks Kekinian
ulasan-film-black-adamFilm Black Adam menceritakan tentang kota Kahndaq yang sudah 27 tahun dijajah oleh Intergang. Tidak mampu melawan pasukan bersenjata, warga Kahndaq diam-diam merindukan kembalinya Sang Juara yang patungnya berdiri megah di tengah kota. Dialah pahlawan yang telah menumbangkan kekuasan Ahk-Ton, raja zalim yang memperbudak penduduk Kahndaq pada 2.600 SM.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini